Review Xiaomi Mi 10: Flagship Sejati dengan Harga Wajar

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Xiaomi Mi 10. (Foto: Uzone.id/Birgitta Ajeng)

Uzone.id- Xiaomi Mi 10 mendapat sambutan yang hangat sekaligus dingin dari para pemerhati smartphone di Indonesia. Ada yang memuji desainnya yang kokoh, prosesornya yang ngacir, dan lain sebagainya. Ada juga yang bertanya-tanya.Kenapa single SIM? Kenapa belum ada sertifikasi tahan air?Dan pertanyaan lain yang bermunculan.

Tapi terlepas dari itu, semua sepakat bahwa Mi 10 adalah flagship sejati, karena mengusung spesifikasi tinggi yang berbeda dengan Mi Note 10 Pro yang rilis di Indonesia pada Januari 2020.

Xiaomi mengklaim Mi Note 10 Pro sebagai flagship karena punya kamera utama 108MP dan kapasitas baterai besar 5200 mAh, tapi prosesornya Snapdragon 730G dan refresh rate pada layar hanya 60Hz yang biasa dipakai pada ponsel kelas menengah.

Selang sekitar enam bulan, Xiaomi kembali merilis ponsel dengan peningkatan spesifikasi yang signifikan lewat Mi 10. Melalui tulisan ini, kami ingin membagikan pengalaman memakai Mi 10 selama sekitar tiga minggu.

Desain kokoh dengan ciri khas yang kurang menonjol

Mi 10 memiliki desain yang sekilas mirip dengan Mi Note 10 Pro, apabila dilihat dari penempatan empat kamera belakang dan warna hijaunya—meskipun penamaan warna hijau pada Mi 10 dan Mi Note 10 Pro berbeda, yaitu Coral Green dan Aurora Green.

Satu hal yang menjadi ciri khas Mi 10, yaitu keterangan 5G di bawah logo Xiaomi di bodi belakang ponsel. Sayang, penempatannya yang sering tertutup tangan saat digenggam, serta warnanya dan ukurannya yang tidak terlalu mencolok menjadikan Mi 10 sulit dikenali.

Baca juga:Android 11 Beta Segera Hadir di Xiaomi Mi 10

Untuk tata letak tombol, ada volume dan power di bagian kanan. Sementara di bagian kiri benar-benar kosong. Mi 10 menempatkan SIM Slot di bagian bawah bersama dengan port USB-C, microphone, dan speaker. Seperti yang kalian tahu, SIM Slot pada Mi 10 untuk single SIM. Orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan dual SIM mungkin sangat memikirkan matang-matang single SIM pada Mi 10 sebelum membeli.

Xiaomi Mi 10. (Foto: Uzone.id/Birgitta Ajeng)

Kembali ke desain, di bagian bawah tidak ada port audio 3.5 mm, sebagai gantinya kalian akan diberi Type-C to 3.5 mm headphone adapter.Duh, nggak bisa dengar audio pakai earphone sambil charge baterai dong?Kalian tak perlu khawatir, karena pengisian baterai Mi 10 sangat cepat.

Lanjut bicara desain, di bagian atas ada speaker lagi, IR Blaster, dan microphone. Mi 10 juga sudah mengusung MIUI 11, sehingga semua aplikasi ditempatkan di layar home. Jadi untuk mengakses aplikasi, kalian hanya perlu menggeser layar ke kanan setelah membuka lock ponsel.

Baca juga:Harga dan Spesifikasi Redmi Note 9 dan Redmi Note 9 Pro, Jawara Mid-Range

Beberapa orang menganggap bodi Mi 10 ini terlalu lebar, mengingat ponsel ini berdimensi 162.5 x 74.8 x 9 mm. Tapi buat yang sudah terbiasa menggenggam ponsel berbodi sedikit lebih lebar dari Mi 10—seperti iPhone 8 Plus, misalnya, dengan dimensi 158.4 x 78.1 x 7.5 mm—kelebaran bodi Mi 10 tidak mengganggu.

Karena rasio antara layar dan bodi yang mencapai 89,8 persen, hampir seluruh bodinya adalah layar. Bodi Mi 10 juga kokoh berkat Gorilla Glass 5 pada layar depan, lapisan kaca pada layar belakang, dan frame dari alumunium.

Layar responsif dan cerah di bawah sinar matahari

Alasan lain yang membuat banyak orang sepakat bahwa Mi 10 adalah flagship sejati, yaitu refresh rate 90Hz. Sementara Mi Note 10 Pro masih mengandalkan layar dengan refresh rate 60Hz.

Saat ini, kebanyakan ponsel kelas atas mengusung layar dengan refresh rate 90Hz atau 120Hz, bahkan ada pula ponsel kelas menengah yang sudah menghadirkan layar dengan refresh rate 90Hz.

Xiaomi Mi 10. (Foto: Uzone.id/Birgitta Ajeng)

Kenyamanan dari refresh rate 90Hz sangat terasa saat menggeser-geser aplikasi di layar utama. Layar Gorilla Glass 5 dan refresh rate 90Hz juga asyik untuk dipakai bermanuver saat bermain game Call of Duty.

Mi 10 juga menghadirkan layar Super AMOLED dengan resolusi 1080 X 2340 pixel, dengan kepadatan layar 386 ppi dan tingkat kecerahan 500 nits. Jadi ketika dipakai untuk bermain game atau aktivitas apa pun di luar ruangan dengan sinar matahari yang terik, layar Mi 10 bisa terlihat jelas.

Performa selayaknya flagship sejati

Faktor lain yang membuat banyak orang mengakui Mi 10 sebagai flagship sejati adalah prosesornya. Mi 10 didukung prosesor Snapdragon 865. Ponsel flagship lain yang juga menggunakan Snapdragon 865, yaitu Samsung Galaxy S20 Ultra 5G yang dijual di Amerika Serikat.

Ponsel pintar flagship di Indonesia yang menggunakan chipset Snapdragon 865 5G, yaitu Oppo Find X2 dan Find X2 Pro yang masing-masing dibanderol dengan harga Rp 14,99 juta dan Rp 17,99 juta.

Snapdragon 865 Octa Core ini dengan memori RAM 8GB ini sangat kuat untuk menjalankan aplikasi harian, seperti chatting, streaming, email, media sosial, memotret, dan merekam video.

Baca juga:Ponsel dengan RAM 16GB, Kenapa Tidak Xiaomi?

Prosesor ini juga sangat kuat untuk bermain game Call of Duty dengan pengaturan kualitas grafis very high dan frame rate max. seperti yang sudah disebutkan di atas, asyik banget untuk bermanuver saat beradu tembak dengan lawan.

Hadir dengan kapasitas baterai 4780 mAh, Mi 10 mampu tahan seharian dengan sekali charge. Pengisian baterainya pun sangat cepat, setengah jam dari nol persen sampai seratus persen.

Sebagai gambaran, berikut hasil pengujian kami untuk Mi 10 dengan beberapa aplikasi benchmark:

(Data:Uzone.id)

Kamera beragam dengan segudang fitur

Mi 10 hadir dengan empat kamera belakang, yaitu 108MP ultra-clear primary sensor camera, 13 MP lensa ultra wide-angle, 2 MP depth sensor camera, dan 2MP lensa macro. Hasil kamera 108MP memang jernih, demikian juga dengan 13 MP lensa ultra wide-angle.

Perbedaannya di antara keduanya, yaitu hasil foto dengan 13 MP lensa ultra wide-angle memiliki warna yang jauh lebih cantik atau disempurnakan, sementara warna pada hasil foto 108MP cenderung natural.

Kamera utamanya juga bisa menghasilkan efek bokeh yang enak dilihat, karena blur pada foto tampak halus. Sayang, hasil foto dengan kamera makro kurang memuaskan, karena efek blur tidak tampak halus. Sementara itu, mode malam pada Mi 10 layak untuk diunggah di media sosial, karena mampu menghasilkan foto yang cerah dalam kondisi minim cahaya.

Xiaomi Mi 10. (Foto: Uzone.id/Birgitta Ajeng)

Untuk kamera makronya, kalian juga bisa menggunakannya secara manual atau otomatis. Hasilnya, fokus utama pada objek sangat tajam, sementara blurnya lebih halus dari efek bokeh menggunakan kamera utama.

Kalian juga bisa membuat video 8K menggunakan ponsel ini dengan mode steady. Hasil videonya juga sangat stabil. Jadi, Mi 10 benar-benar menghadirkan banyak kamera dengan segudang fitur untuk memotret dan merekam video.

Satu hal yang juga menarik, ada fitur short video dengan sekali perekaman berdurasi 15 detik. Ini cocok banget untuk orang-orang yang suka membuat video untuk Instagram Stories tanpa perlu ribet melakukan trim untuk membuang bagian yang tak diinginkan.

Berikut hasil foto menggunakan Xiaomi Mi 10:

Hasil foto 13 MP lensa ultra wide-angle Xiaomi Mi 10. (Foto: Uzone.id/Birgitta Ajeng)
Hasil foto kamera makro 2 MP Xiaomi Mi 10. (Foto: Uzone.id/Birgitta Ajeng)
Hasil foto efek bokeh dengan 13 MP lensa ultra wide-angle Xiaomi Mi 10. (Foto: Uzone.id/Birgitta Ajeng)
Hasil foto dengan mode malam Xiaomi Mi 10. (Foto: Uzone.id/Birgitta Ajeng)

Kesimpulannya

Dengan banderol harga Rp9,99 juta alias Rp10 juta, Xiaomi Mi 10 merupakan ponsel flagship dengan harga wajar.

Ponsel ini cocok buat orang-orang yang ingin memiliki ponsel harian yang baterainya tahan lama dan performanya kencang. Tentu, kencang untuk bermain game dan menonton video atau serial, sekaligus mampu mendukung produktivitas.

Kamera pada Mi 10 juga cocok untuk para penyuka fotografi, terlebih untuk kalian yang hobi mengulik fitur kamera untuk menghasilkan foto dan video yang ciamik.

Memang, kemampuan 5G pada ponsel ini belum sesuai dengan kondisi Indonesia. Namun, tidak ada salahnya dicoba ketika kalian hendak berkunjung ke luar negeri yang sudah didukung teknologi 5G—tentu kalau pandeminya sudah berakhir.