Sejarah Berdirinya LinkAja, Dompet Digital Ramah UMKM
Uzone.id-- Bagi kalian pemerhati layanan pembayaran digital, tentu ingat bahwa sebelum ada LinkAja, anak-anak muda lebih dulu kenal dengan TCash. Setelah mengalami transformasi bisnis, akhirnya TCash berubah menjadi LinkAja, dompet digital yang dapat digunakan sebagai uang elektronik bagi pengguna, baik konsumen hingga pasar tradisional dan UMKM.
Kemunculan LinkAja berawal pada 22 Februari 2019 saat Telkomsel mengumumkan layanan TCash telah berubah menjadi LinkAja, namun pengelolanya pun masih sama, yakni PT Fintek Karya Nusantara (Finarya).
PT Finarya sendiri didirikan oleh Telkomsel bersama anggota BUMN lain, seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Pertamina, Asuransi Jiwasraya, dan Danareksa. Perubahan nama ini tidak mengubah cara kerja dan layanan TCash yang telah menjelma menjadi LinkAja.
Tercatat, Telkomsel menjadi pemegang saham terbesar di PT Finarya, yakni 25 persen. Kemudian ada BRI sebanyak 20 persen, BNI 20 persen, Bank Mandiri 20 persen, BTN 7 persen, Pertamina 7 persen, dan Jiwasraya 1 persen.
Baca juga:LinkAja Jadi Alat Pembayaran Digital untuk Aplikasi Wisata Banyuwangi
Aplikasi LinkAja yang juga identik dengan warna merah itu menyediakan berbagai layanan digital, seperti pembayaran tagihan (listrik, BPJS, PDAM, internet, pulsa), transaksi transportasi (kapal, parkir, kereta, taksi, pesawat, BBM), hingga pembayaran pajak.
Sama seperti metode pembayaran online, LinkAja memanfaatkan QR Code untuk melakukan transaksi di toko,merchant, ataupun pelaku UMKM.
Seiring berjalannya waktu, LinkAja tetap bersinergi dengan layanan digital lain yang sebetulnya bisa dibilang sudah memiliki metode pembayarannya sendiri. Sebut saja Gojek dan Grab, kini LinkAja bisa menjadi opsi untuk pembayaran transportasi online keduanya.
Bahkan kini LinkAja hadir dalam dua versi, reguler dan Syariah yang menargetkan pengguna yang ingin melakukan transaksi berlandaskan syariat Islam. Dengan begitu transaksi yang terjadi tanpa riba, bebas dari maisir atau judi, gharar (ketidakjelasan), zalim, dan barang tidak halal
Selain itu, LinkAja membuat program Grebek Pasar untuk mendorong transaksi elektronik di pasar tradisional. Khususnya di masa pandemi seperti sekarang, LinkAja tetap berkomitmen untuk merangkul pelaku UMKM agar tetap dapat produktif menjalankan usaha melalui cara digital.
Baca juga:Pakai LinkAja, Beli BBM Pertamax Harganya Lebih Murah
Sejauh ini, tercatat ada BNI yang menyumbang investasi sebesar Rp225 miliar pada Juli 2019 untuk pengembangan LinkAja. Kemudian disusul oleh Mandiri Capital dari Bank Mandiri yang menyuntik dana Rp300 miliar.
Kabar terbaru seputar kucuran dana untuk LinkAja berasal dari konsorsium yang dipimpin oleh Grab senilai Rp1,4 triliun. Konsorsium itu terdiri dari Telkomsel, BRI Ventura Investama, dan Mandiri Capital Indonesia pada 10 November 2020.
“Dana akan dipakai untuk membiayai opex dan capex dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Visi perusahaan sendiri adalah menjadi platform keuangan digital pilihan bangsa yang unggul dan terpercaya. Sementara untuk misinya, membangn ekosistem dan platform layanan keuangan digital yang melayani terutama kebutuhan masyarakat kelas menengah dan UMKM di Indonesia,” ungkap Direktur Keuangan LinkAja Ikhsan Ramdan saat dihubungiUzone.idbeberapa waktu lalu.