Shopee Indonesia Kembali Lakukan PHK Karyawan, Ini Alasannya

pada 2 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id— Shopee kabarnya kembali melakukan pemangkasan karyawan hari ini, Kamis, (09/03), dalam acara town hall yang dilakukan perusahaan.

Kabar ini pertama kali terendus di media sosial, dimana Shopee kabarnya melakukan pemangkasan karyawan kembali pada sejumlah karyawannya yang berbasis di Jakarta, Jogjakarta dan juga Solo.

Menanggapi hal ini, pihak Shopee Indonesia menyatakan kalau perusahaan kembali melakukan penyesuaian untuk meningkatkan efisiensi operasional.

“Shopee melakukan langkah penyesuaian sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional,” ujar juru bicara Shopee Indonesia kepada Uzone.id, Kamis, (09/03).

Baca juga:Pengguna Keluhkan Shopee Log Out Sendiri, Ini Penjelasannya

Shopee enggan menyebutkan angka pasti terkait jumlah karyawan yang terdampak, namun juru bicara menyebutkan kalau efisiensi ini berdampak pada sebagian kecil dari karyawan perusahaan.

Pihak perusahaan juga mengatakan kalau mereka akan memberikan dukungan bagi karyawan yang terdampak dari keputusan tersebut. 

Proses tersebut dilakukan sesuai dengan UU yang berlaku dengan dengan masa pemberitahuan 14 hari kerja sebelum tanggal kerja terakhir. Shopee juga memberikan pesangon hingga THR bagi karyawan yang terdampak, termasuk asuransi kesehatan yang masih bisa digunakan hingga 3 bulan ke depan setelah hari kerja terakhir.

“Karyawan yang terdampak akan mendapatkan pesangon sesuai ketentuan perundang-undangan dengan tambahan 1 bulan gaji dan bagi karyawan Muslim tetap mendapatkan Tunjangan Hari Raya sesuai ketentuan yang berlaku,” pungkas perusahaan.

Baca juga:Sea Group PHK Karyawan Lagi, Shopee Ikut Terdampak

“Shopee enggan menyebutkan angka pasti terkait jumlah karyawan yang terdampak, namun juru bicara menyebutkan kalau efisiensi ini berdampak pada sebagian kecil dari karyawan perusahaan,” tambahnya.

Langkah pemangkasan karyawan ini dilakukan usai induk perusahaan Sea Limited mencetak profit pertama mereka semenjak berdiri pada tahun 2019 lalu dengan laba bersih sebesar USD422,8 juta atau sekitar Rp6,5 triliun.

Keberhasilan ini dilakukan berkat adanya pemangkasan biaya penjualan dan pemangkasan sebesar USD746 juta dengan biaya penunjang pendapatan menyusut hingga USD157 juta.