Tips buat Fresh Graduate yang Galau Pilih Kerja di BUMN atau Startup

pada 10 bulan lalu - by

Kolom oleh: Direktur Digital Business Telkom Indonesia, Fajrin Rasyid.

Uzone.id— Lapangan kerja selalu menjadi isu menarik, apalagi Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi yang diprediksi mengalami puncaknya di 2030.

Di masa sekarang, keberadaan startup jauh lebih populer dan memikat hati jika dibandingkan 10 tahun lalu — baik dari potensi bisnis maupun minat kerja para generasi muda, terutamafresh graduate.

Ada masanya startup dianggap “keren banget” dan “kekinian” karena kultur kerja yang diyakini lebih modern, sedangkan lapangan kerja seperti BUMN dipandang lebih cocok bagi usia yang lebih ‘matang’.

Kendati begitu, tak sedikit juga anak muda tetap melirik BUMN karena “lebih aman”, apalagi zaman sekarang BUMN pun sudah didorong untuk betransformasi ke arah digital supaya mengikuti perkembangan teknologi.

 

 

Wajar jika parafresh graduatedi Indonesia kemudian galau atau bimbang memilih jalur yang mana untuk menginjakkan kaki di dunia kerja.

Bagifresh graduate, yang pertama perlu diperhatikan secara umum sebenarnya kesesuaian dengan bidang atau kemampuan. Jangan memaksakan diri bergabung di mana pun untuk posisi yang tidak atau belum kita kuasai.

Selanjutnya, terkait BUMN atau startup, masing-masing memiliki keunikan tersendiri. BUMN biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dan struktur organisasi yang lebih matang.

Ilustrasi foto: Jason Goodman/Unsplash

 

Fresh graduateyang bergabung ke BUMN biasanya akan ditempatkan di posisi yang sudah tetap, yakni di dalam suatu unit di dalam organisasi yang biasanya berukuran besar.Job descriptionsifresh graduatepun jarang berubah.

Sebaliknya, startup biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil dan struktur organisasi yang sering berubah. Oleh kerena itu,fresh graduateyang bergabung di startup bisa jadi akan memperolehjob descriptionyang berubah-ubah atau sering dipindahkan.

Bekerja di BUMN cocok untuk mereka yang mencari kestabilan, mengikuti aturan, serta tekun. Sebaliknya, bekerja di startup cocok untuk mereka yang dinamis, mencari kebebasan, serta mempertanyakanstatus quo.

 

 

Namun, seiring perubahan yang terjadi di dunia digital, BUMN juga menerapkan transformasi. BUMN dituntut untuk lebihagiledan berinovasi. Sebagai contoh, salah satu BUMN yakni Telkom Indonesia bertransformasi dari semula perusahaantelcomenjadidigital telcoyang banyak membantu digitalisasi di pemerintahan dan BUMN lain.

Sebaliknya, startup yang tumbuh besar pun belajar untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) yang biasanya dimiliki oleh BUMN. Dengan demikian, perbedaan antara bekerja di BUMN dan startup semakin ke sini semakin tidak terlalu ekstrem.

Yang terpenting bagifresh graduateadalah melihat kembali visi perusahaan yang ingin dimasuki. Jangan lupa untuk mencari tahu juga testimoni dari karyawan perusahaan tersebut yang dapat memberikan gambaran suasana kerja di sana.