Usai Bikin Creta dan Ioniq 5, Hyundai Perkuat SDM

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Setelah menggebrak pasar otomotif Indonesia dengan memproduksi Creta dan mobil listrik Ioniq 5 di pabrik Cikarang, Hyundai kini menggenjot kualitas SDM agar produknya lebih maksimal lagi.

Kita tahu Hyundai telah berinvestasi di Indonesia dengan membangun fasilitas pabrik bernama Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di kawasan Deltamas, Cikarang Tengah, Bekasi, Jawa Barat. Kontribusi HMMI tak berhenti di sini.

HMMI kembali menyelenggarakan R&D Level Up Training sebagai lanjutan dari Indonesian Supplier R&D Improvement Program yang telah diadakan sejak tahun 2021 lalu.

Program ini sendiri adalah bagian dari kontribusi Hyundai Motor untuk semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari mitra pemasok lokal yang menyuplai komponen kendaraan Hyundai.

Setelah melalui tahapan pelatihan dasar di tahun 2021 yang menjadi bagian dari proses seleksi, program pelatihan tingkat lanjutan di tahun ini akan melibatkan lebih dari 80 peserta dari 20 pemasok, di mana program ini akan terselenggara dari bulan Mei hingga Desember 2022 di Mobility Innovation Center milik Hyundai Motor.

BACA JUGA:RORI Kukuhkan Sub Chapter Majalengka

“Hyundai Motor selalu berkomitmen untuk tumbuh berkembang bersama mitra pemasok lokal kami, dan di saat bersamaan, memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia untuk semakin memperkuat sumber daya manusia-nya. Kami senang dapat menyaksikan bagaimana pengetahuan yang kami sajikan sesuai dengan kebutuhan para mitra kami, khususnya dalam mendukung upaya bersama untuk membangun mobilitas masa depan yang selalu menjadi fokus Hyundai,” tutur Yoon Seok Choi, President Director PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, dalam pernyataannya kepadaUzone.idmelalui email. 

Tahun lalu di tahap awal program, semua peserta telah mempelajari pengetahuan R&D dasar untuk membangun pemahaman mereka terhadap proses pembuatan kendaraan Hyundai, standar atau ketentuan manufaktur untuk mitra lokal, dan banyak lagi ilmu yang telah dibagikan.

Kegiatan tersebut memperoleh antusiasme tinggi dan memberikan hasil positif di mana mayoritas peserta menyampaikan permintaan mereka agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih lengkap dan workshop yang memperlihatkan praktik lapangan.

Skor pengetahuan pemasok lokal bahkan meningkat secara signifikan setelah berpartisipasi dalam pelatihan ini, yaitu dari 2,7 menjadi 7,1.

BACA JUGA:Toyota Calya Jadi Listrik, Driver Online Bakal Girang?

Hyundai Motor kemudian menjawab kegembiraan tersebut dengan cara melanjutkan program ini melalui R&D Level Up Training di mana pengetahuan R&D dasar dari pemasok lokal terpilih akan dilatih kembali, ditambah dengan pengetahuan lanjutan terkait GD&T (Geometrical Dimension & Tolerance), yaitu sebuah sistem yang membantu engineers dan pabrikan secara optimal mengendalikan variasi dalam proses manufaktur; serta akan mempelajari proses pengujian material.

Arief Tri Wahyudi, R&D Manager HMMI, yang bertanggung jawab dalam menyediakan materi pelatihan, menambahkan bahwa Indonesia adalah sebuah negara luar biasa yang memiliki aset terbesar untuk semakin jauh berkembang, di mana aset itu adalah orang-orangnya yang memiliki potensi dan kecerdasan berpikir.

"Saya menyaksikan fakta tersebut langsung saat memimpin sesi pelatihan ini. Kami berharap dapat melihat pemasok lokal yang berpartisipasi dalam program ini bisa menerapkan kemampuan dan pengetahuan baru mereka, kemudian membawa kualitas produk yang mereka buat ke tingkat yang lebih tinggi lagi,” kata Arief.

Indonesian Supplier R&D Improvement Program bukanlah satu-satunya program pengembangan kemampuan yang Hyundai Motor selenggarakan.

Secara reguler, perusahaan juga menyelenggarakan program Automobile Technology Training & Internship yang membuka kesempatan untuk siswa kejuruan di Bekasi agar dapat memperoleh pelatihan teknologi otomotif dan membuka kesempatan magang selama enam bulan.

Konsorsium Hyundai investasi pabrik baterai Rp142 triliun di Indonesia

Sebelumnya, Hyundai diberitakan telah membentuk konsorsium untuk industri mobil listrik di Indonesia sebesar USD9,8 miliar atau sekitar Rp143,5 triliun (kurs Rp14.646 per USD1) dan diharapkan bisa terealisasi sepenuhnya di awal 2022.

Nilai investasi sebesar itu diharapkan bisa menyerap puluhan ribu tenaga kerja lokal. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, untuk baterai 10 Giga watt Hour (GwH) itu akan selesai konstruksi September 2022, dan mulai produksi 2023.

Konsorsium yang dibentuk terdiri dari Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution, yang bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) selaku holding dari empat BUMN, yaitu PLN, Pertamina, MIND ID, dan Antam.

Bahlil mengungkapkan pembangunan pabrik baterai di Karawang, Jawa Barat, bisa sekitar 1.100 perkerja dan sekitar 13.000 pekerja terlibat selama masa membangun konstruksi.

Pabrik baterai yang dibangun konsorsium Hyundai telah melakukan groundbreaking pada 15 September 2021.