Awas, Sering Membawa Barang Berat Bisa Memicu Kelainan Tulang Belakang
Uzone.id-Kamu sering membawa banyak barang, sehingga isi tas menjadi berat? Jika ya, maka kamu sebaiknya mengurangi kebiasaan ini.
Membawa barang berat secara terus-menerus sesungguhnya bisa memicu skoliosis. Ini merupakan kondisi kelainan tulang belakang yang melengkung ke samping secara tidak normal.Baca: Karena Bentuk Punggung Tidak Simetris, Perempuan Ini Memakai Brace Setiap Hari
Menurut Dr. dr. Ninis Sri Prasetyowati, Sp. KFR, konsultan ahli dari Klinik Scoliosis Care, Jakarta Selatan, mengatakan, "Skoliosis dapat terjadi karena faktor genetik, kelainan kongenital (bawaan dari lahir), kelainan pembentukan tulang (kelainan neurologis), dan kebiasaan membawa barang berat."
Skoliosis dapat terjadi pada siapa saja, entah anak-anak maupun orang dewasa. Pada anak-anak, skoliosis dapat berubah menjadi kondisi yang serius seiring pertumbuhan anak.
Skoliosis juga dapat terjadi pada orang dewasa—yang tidak memiliki riwayat sebelumnya, karena degenerasi pada tulang belakang dan faktor usia.
Baca: Minum Teh Hijau Bikin Berat Badan Turun, Benarkah?
Sementara itu, Ninis mengatakan bahwa prevalensi skoliosis semakin meningkat yaitu sekitar 3 persen di dunia dan 4-5 persen di Indonesia.
“Skoliosis dapat terjadi sejak balita dan kanak-kanak yaitu usia 0-3 tahun (infantile), 4-9 tahun (juvenile), 10-19 tahun (adolescent), dan lebih dari 19 tahun (adult). Progresivitas skoliosis terjadi pada umur 10-18 tahun,” ujar Ninis dalam sebuah seminar media di Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2018).
Lantas bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, skoliosis lebih banyak terjadi pada perempuan.
Baca: Benarkah Minum Kopi Bisa Bikin Panjang Umur?
Jika skoliosis dapat terdeteksi lebih awal, pasien dapat menghindari gejala-gejala kondisi yang lebih parah. Bila dibiarkan saja tanpa penanganan atau perawatan, skoliosis terkadang memerlukan tindakan pembedahan.
“Deteksi skoliosis secara akurat dan dini sangat penting. Caranya, mengecek dari belakang apakah adanya tonjolan pada tulang bahu, pinggang, dan pinggul,” kata Ninis.