icon-category Health

Karena Bentuk Punggung Tidak Simetris, Perempuan Ini Memakai Brace Setiap Hari

  • 17 Jul 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id-Ketika sekolah, kamu tentu pernah mendengar tentang skoliosis dalam mata pelajaran biologi, kan? Ya, skoliosis merupakan kondisi tulang belakang yang melengkung ke samping.

Faktanya, skoliosis dapat terjadi pada siapa saja, entah anak-anak maupun orang dewasa. Bahkan, Labana Simanihuruk, B.Sc, ahli anatomi dan fisiologi di Klinik Scoliosis Care, Jakarta Selatan, mengatakan bahwa angka kejadian skoliosis meningkat 4-5 persen di Indonesia.

Baca: Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Hidup di Gua?

Sang Ayu Putu Cynthia Maharani merupakan salah satu pasien skoliosis di Indonesia. Perempuan yang akrab disapa Cynthia mengetahui bahwa dirinya mengalami skoliosis dari ibunya.

"Jadi waktu itu aku sebenarnya kepingin bikin kebaya, terus diukur sama mama. Tapi, kok, ukurannya beda antara kanan dan kiri. jadi lebarnya beda, tingginya juga beda," katanya kepada Uzone.id dalam acara Seminar Media Scoliosis Care 2018.

alt-img

(Ilustrasi skoliosis/Alodokter.com)

"Di punggung atas, dan tulang belikatnya itu kayak menonjol sebelah," katanya sambil memegang punggungnya.

Lalu, Cynthia langsung pergi ke rumah sakit dan memeriksakan diri ke dokter penyakit dalam. "Takutnya ada tumor atau apa, dan ternyata waktu dirontgen, aku mengalami skoliosis," ujarnya.

Setelah itu, Cynthia mulai menjalani fisioterapi dan rasa nyeri berkurang. Namun sisi punggung yang menonjol masih ada.

Baca: Minum Teh Hijau Bikin Berat Badan Turun, Benarkah?

Cynthia juga sempat berpikir untuk fisioterapi di luar negeri. Tetapi lantaran kendala waktu--karena harus menetap di sana selama dua minggu--Cynthia mencoba melakukan peregangan sendiri dengan berbekal Youtube.

Akhirnya, tahun lalu, Cynthia menemukan Klinik Scoliosis Care di Jakarta Selatan. Setelah melewati tahap konsultasi dan pemeriksaan, Cynthia pun memakai brace pada Januari 2018.

Baca: Kata Siapa Kerja dari Rumah Itu Asyik dan Enggak Bikin Stres?

Brace merupakan alat bantu untuk mengatasi skoliosis. Brace dari Klinik Scoliosis Care dibuat dengan bahan dasar polimer (plastik yang bentuknya masih bisa disesuaikan). Brace ini dibuat sesuai dengan bentuk tubuh pasien.

Foto paling atas merupakan contoh brace dari Klinik Scoliosis Care. Sementara memegang contoh brace, Cynthia sendiri tengah memakai brace.

alt-img

(Brace/Dok. Scoliosis Care)

"Ini sebenarnya brace kedua aku," kata Cynthia sambil menunjuk tubuhnya, "brace pertama aku itu dari rumah sakit yang lain. Tapi brace tersebut membuat aku kelihatan lebih gemuk."

"Banyak orang bilang kalau aku gemukan, padahal mereka tidak tahu kalau aku memakai brace. Aku menjadi tidak percaya diri memakainya," ujar Cynthia lebih lanjut.

Lagipula, brace dari rumah sakit itu tidak mendatangkan kemajuan menurut Cynthia. Sementara Cynthia mengaku bahwa brace yang sekarang memberikan banyak perubahan.

Baca: Stres karena Masalah Keuangan Bisa Mengganggu Kehidupan Seksual

"Di satu bulan pertama, aku dirontgen menggunakan brace. Aku melihat hasilnya bagus, kelengkungannya berangsur berkurang. Aku juga merasa badanku lebih enteng," katanya.

Saat ditemui Uzone.id, Cynthia pun masih mengenakan brace. Dia memakainya sepanjang hari, selama 23 jam. "Aku hanya melepas brace ketika mandi," katanya.

Terkait kasus Cynthia, Labana mengatakan bahwa pemakaian brace perlu sampai dua tahun, agar brace dapat mengoreksi kondisi skoliosis.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini