Banyak Turis Kriminal di Bali, Salah Kebijakan Bebas Visa?
Uzone.id - Ada banyak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali. Sampai 2018, angkanya menembus enam juta.
Sayangnya, tidak semua turis itu berkelakuan baik. Mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Agung Yuniartha mengatakan, “Pada dasarnya turis itu nakal.”“Begitu dia kehabisan uang, dia mabuk, minum di suatu bar, gak bayar, banyak kejadian seperti itu di Bali. Permasalahan semakin banyak, tiap tahu ada masalah beda yang muncul,” ungkapnya lebih lanjut.
Pada akhirnya, turis yang mengemis, mengamen, atau melakukan kriminal—seperti penipuan online atau turis menjambret turis—kerap ditemukan di Bali.
Baca juga: Song Hye Kyo dan Song Joong Ki Cerai, Objek Wisata Mereka Tetap Ada
Agung mengungkapkan, “Terlalu mudah memberikan (akses) orang masuk ke negara kita, harusnya itu disaring lagi, harus perketat masuk ke Indonesia.”
Lalu bagaimana cara mengatasi masalah turis bermasalah di Bali? Agung mengatakan, kebijakan bebas visa kepada 169 negara perlu ditinjau ulang.
“Ngapain kita memberikan free visa kepada negara yang tidak memberikan free visa kepada kita? Kalau misalnya Australia memberikan free visa, kita beri. Tapi kan Australia tidak beri itu,” ujar Agung kepada Uzone.id saat dihubungi via telepon.
Baca juga: Diskon Tiket Pesawat Hanya Gimmick Marketing?
Contoh lain, yaitu Amerika Serikat. Negara itu tidak memberikan free visa kepada Indonesia. Tapi Indonesia memberikan free visa kepada Amerika Serikat.
Menurut Agung, negara yang memberikan kontribusi kunjungan wisatawan sedikit juga perlu ditinjau kembali soal free visa. “Seperti Haiti yang hanya 10 wisatawan,” ujar Agung.