Gojek dan Tokopedia Diprediksi IPO, Era 'Bakar Uang' Berakhir?
Ilustrasi. (Foto: Dok. Uzone.id)
Uzone.id - Gojek dan Tokopedia diperkirakan menjadi dua startup lokal yang bakal melakukan Initial Public Offering (IPO) di tahun 2021. Bahkan, Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira menyatakan bahwa keduanya sudah melakukan publikasi dan menyiapkan konsultasi.Ia mengungkapkan hal itu dalam wawancara khusus dengan Uzone.id, Selasa (5/1). Dalam kesempatan berbeda, Pendiri Daily Social sekaligus pengamat startup, Rama Mamuaya juga menyatakan hal senada untuk Tokopedia.
“Rumornya, sih, Tokopedia, tapi belum ada pernyataan resmi dari Tokopedia mengenai hal tersebut. Gojek sepertinya masih terlalu cepat untuk IPO,” imbuhnya.
Terlepas dari itu semua, apa artinya bagi industri startup di Indonesia, Jika Gojek dan Tokopedia melakukan IPO?
Rama memandang, IPO adalah langkah bagus. Menurutnya, venture capital (VC) bisa melihat bahwa investasi di startup bisa liquid dan exit strategy-nya terlihat.
Baca juga: Startup Menuju IPO Saat Pandemi, Perlu atau Tidak?
“Selama ini VC hanya mengandalkan M&A (merger and acquisition) saja untuk liquidity event, dan sekarang IPO bisa menjadi strategi yang memungkinkan karena pasar bursa sudah "siap" dan "mengerti" perusahaan teknologi,” tutur Rama.
Sementara itu, Bhima memandang dengan melakukan IPO, startup tidak lagi mengandalkan VC atau pendanaan tertutup.
“Jadi lebih mengandalkan IPO di bursa saham, kemudian juga mereka lebih mature, semakin banyak startup yang sudah mature, sehingga pendanaannya bukan lagi pendanaan seri A, seri B, tapi sudah IPO,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, “Kemudian juga tren IPO ini sebenarnya bagus, karena ada transparansi, good governance di startup juga.”
Lantas, arti IPO bagi startup itu sendiri, yakni pendanaan akan menjadi besar. Hal ini bisa membuat startup tersebut memiliki market share yang lebih besar dan menjadi pemain yang dominan.
“Di tahap awal itu orientasinya adalah market share. Tapi kalau sekarang ini, kalau IPO orientasinya investor pasti menuntut return investasi yang lebih cepat, lebih jelas rencana bisnisnya, yang orientasinya lebih komersil. Jadi era "bakar uang" bisa berakhir bagi startup-startup yang IPO,” tutur Bhima.
VIDEO: Samsung Galaxy A12 Review, Plus Minusnya Sebelum Dibeli