Kembangkan Kripto, Suami Maudy Ayunda Jadi COO Startup Reku
Foto: Key People Startup Reku (Dok. Reku)
Uzone.id - Platform pertukaran dan pasar kripto Reku (Rekeningku.com) memperoleh pendanaan seri A sebesar USD11 juta atau setara Rp163,9 miliar dari AC Ventures (ACV), dengan partisipasi dari Coinbase Ventures dan Skystar Capital.
Dana segar ini akan digunakan Reku untuk menambah jumlah tim sebanyak 50 anggota baru, menjadi total 80 anggota tim.Pendiri dan Managing Partner AC Ventures Michael Soerijadji menyambut dengan antusias pendanaan ke startup Reku ini.
“Dengan pengalaman pengguna yang intuitif, biaya terendah di pasar, dan tim kepemimpinan yang hebat, kami yakin Reku akan memperkuat kepemimpinannya dalam industri mata uang kripto yang dinamis di Indonesia,” ucapnya.
Selain menambah tim baru, suami dari aktris Maudy Ayunda sekaligus veteran teknologi Jesse Choi baru-baru ini turut bergabung dengan tim kepemimpinan perusahaan Reku sebagai COO.
Jesse merupakan lulusan Universitas Columbia, ia juga menjabat sebagai mantan konsultan di Bain & Company dan memegang peran pemasaran senior di Thumbtack sebelum menjadi investor ekuitas swasta di Bain Capital.
Baca juga: DANA Jadi Salah Satu Aplikasi Paling Banyak Diunduh se-Asia Tenggara
Sebelum bergabung ke Reku, Jesse juga sempat memiliki tugas profesional di Playground Capital, Payfazz, AC Ventures, dan memperoleh gelar MBA dari Stanford Graduate School of Business.
“Reku adalah perusahaan yang sangat menarik di ruang yang saya minati dan ketahui. Para pendiri yang ada dan saya adalah pelengkap yang kuat. Dan secara bersama-sama, kami sepenuhnya selaras untuk membawa perusahaan ini ke visi yang kami tuju,” ungkap Jesse Choi.
“Seraya kami memperluas tim, membangun produk baru, meningkatkan pemasaran, dan membawa perusahaan ke tingkat berikutnya, di situlah saya masuk.” tambahnya.
Sejalan dengan bergabungnya Jesse Choi ke Reku, startup ini juga berencana meluncurkan inovasi baru untuk mengatasi masalah terbesar para investor crypto Indonesia, baik untuk trader berpengalaman maupun pemula.
“Meskipun terdapat beberapa kemunduran ekonomi makro, seperti pandemi dan resesi 2022, permintaan lokal tetap tangguh. Masih banyak masalah yang dihadapi oleh para pengguna mata uang kripto di Indonesia,” ujar Co-founder dan CEO Reku, Sumardi Fung.
Baca juga: NextDev 2022 Kembali Digelar, Perdana Hadirkan Program bagi Startup Gaming
Oleh karena itu, untuk masuk masuk ke dalamnya, orang Indonesia harus memiliki panduan dan kepercayaan yang cukup pada platform yang mereka gunakan pada tingkat dasar.
“Kami bertujuan untuk membantu mereka mencapai hal tersebut dengan Reku, dan menawarkan mereka perlindungan semaksimal mungkin sebelum membiarkan mereka membeli dan menjual dengan murah dan aman di platform,” tambahnya.
Selama 5 tahun berdiri, putaran ini menjadi penggalangan dana institusional yang pertama bagi Roku. Pada 2021, Reku menghasilkan nilai transaksi bruto senilai USD3 miliar.
Selain itu, Reku juga memiliki tim pendiri yang berasal dari industri perdagangan berjangka dan memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun menangani instrumen keuangan yang kompleks. Sebut saja Co-founder dan CEO Sumardi Fung, bersama Chief Compliance Officer Robby, yang pernah bekerja di bidang perdagangan berjangka sejak 2005 sampai dengan 2017.
Platform ini dibangun sepenuhnya secara in-house, dan telah disempurnakan dalam lima tahun terakhir dengan mempertimbangkan keamanan dan ketentuan maksimum, serta telah berkembang secara eksklusif dari mulut ke mulut.
Pertukaran hanya menyediakan token yang bereputasi baik kepada para pengguna yang berarti token harus sangat kredibel dan memiliki likuiditas yang cukup untuk memberikan lapisan keamanan ekstra kepada pengguna di Reku.