Kiamat TV Analog Harus Terlaksana, Apa Sih Manfaatnya?
Uzone.id – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) selama dua tahun terakhir gencar melakukan Analog Switch Off (ASO) di seluruh wilayah Indonesia.
Kabar terakhir, ASO yang rencananya akan dilaksanakan pada 5 Oktober 2022 terpaksa batal dan diundur ke 2 November 2022 mendatang.Alasannya, Asosiasi Televisi Swasta Indonesia melihat bahwa masyarakat Jabodetabek masih belum siap untuk migrasi dari televisi analog ke digital.
Bagi yang bertanya-tanya, mengapa harus 2 November 2022, karena tanggal ini merupakan batas akhir pelaksanaan ASO di Indonesia. Selain itu, sudah tertuang juga dalam amanat di Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Baca juga: Kominfo Janji ASO Jabodetabek Tidak Akan Mundur Lagi
Pelaksanaan ASO ini bukan tanpa alasan, Kominfo beserta jajaran lembaga penyiaran di Indonesia mengklaim bahwa ASO bisa memberikan dampak multiplier effect dan perekonomian Indonesia.
Dalam acara konferensi pers yang digelar di Jakarta, Rabu (5/10), Plt. Dirjen PPI Kementerian Kominfo, Ismail menyampaikan beberapa manfaat terkait ASO.
Sesuai studi Boston Consulting Group 2917, ASO akan memberikan dampak multiplier effect dan perekonomian, antara lain sebagai berikut:
- Penambahan 181.000 kegiatan usaha baru
- Penciptaan 232.000 lapangan pekerjaan baru
- Peningkatan penerimaan negara dalam bentuk Pajak dan PNBP sebesar Rp77 Triliun dan kontribusi pada Produk Domestik Bruto PDB sebesar Rp443,8 triliun
- Dampak multiplier ekonomi dan sosial lainnya bagi masyarakat di sektor pendidikan, kesehatan, dan UMKM.
“Mengingat Indonesia dan dunia tengah melakukan transformasi digital secara besar-besaran, maka dampak multiplier effect dari digitalisasi penyiaran akan jauh lebih besar dibandingkan dengan studi BCG yang dilakukan pada tahun 2017,” tutur Ismail.
Baca juga: TV Analog Bakal Mati Tahun Ini, Berapa Harga Set Top Box di E-commerce?
Ia menambahkan, “Kami akan melakukan analisa dan studi lanjutan terhadap multiplier effect terkait digitalisasi penyiaran di Indonesia yang diyakini manfaatnya akan jauh lebih besar lagi,” pungkasnya.
Dalam melaksanakan ASO ini Ismail turut mengungkapkan bahwa ada tantangan tertentu yang dihadapi, seperti menggencarkan sosialisasi ke pelosok masyarakat. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang masih belum tahu untuk apa mereka harus bermigrasi dari analog ke digital.
“Karena ini memang sifatnya tantangan, jadi tentu kami akan menjawab tantangan itu dengan semaksimal mungkin. Tentu dalam waktu yang singkat ini kami akan kerja keras semaksimal mungkin, terutama memberikan informasi sosialisasi yang masif kepada masyarakat agar fokusnya tidak hanya ke STB keluarga miskin, tapi yang mampu juga sudah bisa membeli STB sejak sekarang. Itu yang sekarang sedang digencarkan oleh teman-teman ATVSI,” terang Ismail.