Microsoft 'Suntik Mati' Windows 8.1, Nasib Pengguna Gimana?
Ilustrasi tampilan Windows 8.1
Uzone.id - Kehadiran Windows 11 dan kian populernya Windows 10 membuat Microsoft untuk menghentikan dukungannya terhadap OS jadul, Windows 8.1. Baru-baru ini, Microsoft mengumumkan akan mematikan Windows 8.1 pada 10 Januari tahun depan.
Agar pengguna tidak lupa, raksasa teknologi tersebut akan mengirimkan notifikasi ke pengguna PC atau laptop yang menjalankan Windows 8.1 mulai bulan depan.Pemberitahuan akan terus berlanjut hingga Januari 2023, dan notifikasinya akan serupa seperti saat Microsoft menghentikan dukungan untuk Windows 7. Ada tiga opsi yang bisa diklik pengguna saat notifikasi muncul, yakni 'Learn more', 'Remind me later', atau 'Remind me after the end of support date'.
Microsoft juga tidak akan menawarkan program Extended Security Update (ESU) untuk Windows 8.1, tidak seperti Windows 7. Itu artinya, pengguna bisnis tidak bisa membayar lagi untuk mendapatkan patch keamanan dan wajib meningkatkan versi OS mereka.
Baca juga: Windows 11 Bakal Kasih Tau Saat Aplikasi 'Kepoin' Kegiatan Kamu
Dikutip dari The Verge, bagi pengguna perangkat berbasis Windows 8.1 disarankan untuk memperbarui sistem operasi sesegera mungkin ke Windows 10. Microsoft tidak menyediakan update ke Windows 11 langsung, karena sebagian besar perangkat tidak akan mendukung OS terbaru itu.
Perusahaan yang didirikan Bill Gates itu mengakui bahwa syarat minimum Windows 11 sangatlah ketat, sehingga satu-satunya pilihan bagi pengguna ketimbang ganti perangkat adalah update OS ke Windows 10.
"Sebagian besar perangkat Windows 8.1 atau Windows 8 tidak akan memenuhi persyaratan perangkat keras untuk upgrade ke Windows 11. Sebagai alternatif, PC yang kompatibel dapat ditingkatkan ke Windows 10 dengan membeli dan menginstal versi lengkapnya," jelas Microsoft.
Baca juga: Internet Explorer 'Tutup usia' Setelah 27 Tahun Beroperasi
Saat 'ajalnya' tiba, perangkat yang masih menjalankan Windows 8.1 tidak akan berhenti beroperasi tiba-tiba. OS tersebut masih bisa berjalan, namun Microsoft tidak lagi memberikan patch keamanan maupun update software dan firmware untuk OS tersebut.
Alhasil, risiko besar akan menghampiri pengguna yang masih menjalankannya. Pengguna bisa jadi sasaran empun serangan siber, karena tak ada penambalan keamanan lagi pada sistem operasi yang dijalankan.