Pemerintah Percepat Target Pemerataan Infrastruktur Digital di Semua Lini
-
Uzone.id - Pemerintah telah mengeluarkan keputusan untuk mempercepat target pemerataan infrastruktur digital di semua lini. Tak hanya infrastruktur telekomunikasi dan internet di desa-desa tapi juga untuk fasilitas kesehatan.
Dikatakan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, dalam keynote speech di acara Masyarakat Telematika (Mastel) 'Menuju 2021', mengatakan bahwa percepatan itu harus dilakukan mengingat tuntutan masyarakat juga. Di samping itu, Presiden Joko Widodo pun telah memberikan mandat percepatan digital beberapa waktu lalu."Saya meminta agar operator selular bisa memperhatikan wilayah kerja mereka. Usaha kita bersama untuk memajukan target sinyal 4G sampai ke seluruh pelosok. Ini upaya kita untuk memperkecil disparitas dan digital divide di Indonesia," ujar Menkominfo Johnny Plate, Kamis, 10 Desember 2020.
Percepatan target pemerataan infrastruktur ini antara lain meliputi sinyal internet 4G yang harus sudah meng-cover seluruh pelosok tanah air pada 2022, khususnya 2.548 desa di wilayah 3T. Target ini 10 tahun lebih cepat ketimbang yang telah ditentukan sebelumnya, yakni 2032.
Baca juga: Mastel: Adopsi 5G Tak Perlu Buru-buru
Sedangkan pemerataan lainnya adalah layanan internet di semua fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia pada 2020. Total yang akan di akselerasi ada sekitar 13 ribu lebih fasilitas kesehatan.
"Pada akhir 2020, ditargetkan ada 3126 fasilitas kesehatan yang sudah terlayani dengan akses internet, melengkapi 13.011 fasyankes. Target ini maju 7 tahun lebih cepat, seharusnya 2027," kata Menteri Johnny.
Untuk mempercepat itu pula, pemerintah akan meluncurkan Satelit Satria 1. Satelit tersebut dijadwalkan akan mengorbit pada kuartal terakhir di tahun 2023 yang diklaim memiliki kapasitas 150 Gbps. Total yang menjadi prioritas untuk infrastruktur 4G ini ada lebih dari 12.500 desa dan kelurahan dan 150.000 titik layanan publik dari total 501.112 titik yang teridentifikasi.
Pengembangan sektor informatika, komunikasi, dan sektor digital perlu segera dilakukan mengingat potensi kontribusi yang sangat masif dari sektor ini bagi perekonomian Indonesia. Sepanjang tahun 2020, perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan, di saat sektor-sektor lain mengalami kontraksi, sektor informatika dan komunikasi mengalami pertumbuhan positif bahkan hingga dua digit pada dua kuartal terakhir, yaitu 10,83 persen pada kuartal ke-2 dan 10,61 persen pada kuartal ke-3 2020 year-on-year. BPS juga menunjukkan bahwa sektor informatika dan komunikasi juga berhasil mencatatkan kontribusi sebesar 4,25 persen terhadap PDB Indonesia pada kuartal ke-1 tahun 2020.
Baca juga: Xiaomi Fokus Jadi Produsen IoT Pemimpin Global
Asumsi ini sejalan dengan lanskap digital Indonesia yang begitu kaya. Survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun ini mencatatkan bahwa pengguna Internet di Indonesia mencapai 196,7 juta jiwa dengan tingkat penetrasi terhadap penduduk sebesar 73,7 persen. Angka ini bertumbuh sebesar 8,9 persen dari survei yang dilakukan di dua tahun sebelumnya.
Saat ini, infrastruktur digital telekomunikasi Indonesia didukung oleh 348.442 kilometer fiber optic backbone, fiber-link, microwave link, dan 9 satelit di lapisan middle mile, serta 533.988 Base Transceiver Station (BTS) untuk mendukung penyediaan mobile broadband dan fixed broadband di lapisan last-mile. Sayangnya, infrastruktur yang sedemikian masif tersebut masih menyisakan kebutuhan riil pembangunan akses telekomunikasi. Maka dari itu dibutuhkan keterlibatan semua pihak terkait untuk mempercepat target tersebut.