Peneliti Keamanan Siber Jelaskan Mengapa Tak Boleh Sebar Foto Setifikat Vaksin

Uzone.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengimbau warga yang telah disuntik vaksin Covid-19 untuk tidak menyebar foto sertifikat yang dikirimkan pemerintah. Mereka menyebut hal ini sebagai langkah yang berbahaya, namun peneliti keamanan dunia siber menilai imbauan itu sebagai sebuah tindakan preventif.

Dikatakan peneliti keamanan siber dari CISSREC, Pratama Persadha, aksi posting sertifikat vaksin sejatinya tidak berbahaya namun lebih ke tindakan pencegahan. Foto sertifikat itu bisa dijadikan aset untuk para pelaku kriminal melakukan aksinya.

Baca juga: Bahaya Unggah Sertifikat Vaksin Covid-19 ke Medsos

"Sebenarnya tidak berbahaya, namun bila postingan maupun akun di setting publik tetap ada kemugkinan dijadikan kejahatan oleh pelaku kriminal. Sekarang begitu mudah melakukan desain digital apalagi desain sertifikat, cap juga bisa dibuat sendiri. Jadi tetap ada bahayanya," kata Pratama, saat dihubungi Uzone.id kemarin.

Salah satu kemungkinan yang terjadi, misalnya, penjahat siber bisa saja menghubungi pelaku dan mengaku-aku dari Kementerian Kesehatan. Dengan berbekal data yang didapat dari QR Code di sertifikat vaksin itu, mereka bisa meyakinkan korban dan berujung meminta sejumlah uang dengan alasan vaksin tambahan dan lainnya.

"Bisa juga dijadikan bahan untuk membuat sertifikat vaksin palsu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sama bahayanya dengan pemalsuan surat keterangan PCR," kata dia.

Baca juga: Unggah Foto Selfie Saat Divaksin, Etis Ga sih?

Oleh karena itu, dia berharap warga bisa mengikuti imbauan pemerintah. Jika memang harus menunjukkan kebahagiaan karena telah mendapat vaksin, bisa dengan memposting foto saat vaksin.

"Posting foto saat vaksin lebih baik, dan minim ancaman," katanya.