Pulang Kampung ke Cilacap Pakai Mobil Listrik Chery Omoda E5, Begini Rasanya
Mobil Listrik Chery Omoda E5 (Dok: Uzone.id/Brian)
Uzone.id -Â Momen liburan Nataru kali ini tim kami mengetes beberapa mobil listrik untuk digunakan liburan. Awak redaksi pun mengadakan Electric Holiday untuk membuktikan bahwa tidak ada kekhawatiran menggunakan mobil listrik dalam perjalanan jarak jauh.Â
Empat mobil pun dihadirkan pada Electric Holiday mulai dari Hyundai Kona, BYD M6, Wuling Cloud EV, dan Chery Omoda E5. Kami memilih Chery Omoda E5 karena rasa penasaran dengan kecanggihan dari SUV kompak bertenaga listrik tersebut.ÂSeperti yang sudah banyak diketahui, Indonesia memiliki kontur jalan yang beragam. Sehingga mobil berkarakter SUV menjadi andalan untuk menunjang kenyamanan di perjalanan.Â
Terlebih lagi Chery Omoda E5 memiliki kecanggihan yang tidak dimiliki kompetitor dikelasnya. Lebih menarik lagi, dengan mobil listrik tidak perlu lagi liburan mengisi bensin dengan harganya yang semakin mahal.Â
Tapi seberapa mampu mobil listrik digunakan liburan? Apakah masih ada kesulitan yang ditemui di era elektrifikasi ini?
Performa dan Handling
Kita bahas spesifikasinya dulu, Chery Omoda E5 dibekali penggerak listrik yang mampu mengeluarkan tenaga hingga 201 Hp dan torsi 340 Nm. Dibekali baterai berkapasitas 61 kWh, mobil listrik ini bisa melaju hingga jarak 430 kilometer dalam satu kali pengecasan saja.Â
Dari spesifikasi tersebut, Chery Omoda E5 punya performa yang jauh di atas rata-rata sebuah SUV kompak, terutama yang masih bermesin bensin. Performa bukan sebuah masalah dari Chery Omoda E5, karena didukung dengan tiga mode berkendara yakni Eco, Normal, dan Sport. Ketiganya memberikan torsi yang sangat kuat meskipun digunakan dengan kondisi penumpang penuh.Â
Menariknya, karena torsi yang berlebih kami hanya mengandalkan mode berkendara ECO selama perjalanan. Selain lebih efisien secara daya listrik, gaya berkendara juga tidak terlalu agresif yang dapat menunjang kenyamanan.Â
Pada salah satu kesempatan, kami sesekali mencoba mode sport. Rasanya bukan main, menyentuh kecepatan di atas 150 km/jam bisa dicapai dalam hitungan detik saja.Â
Selain performa, handling juga menjadi hal yang menarik untuk dibahas dari Chery Omoda E5. Meskipun jangkung layaknya sebuah SUV, namun mobil listrik ini punya kaki-kaki yang enggak kalah mantep. Berbekal pelek 18 inci dan ban bertapak 215/55 memberikan cengkraman yang mantap saat bermanuver.Â
Bantingan suspensinya pun lembut yang dapat meredam kontur jalan yang tidak rata seperti lubang atau tambalan aspal. Soal bermanuver di tikungan memang terasa sedikit body roll karena posisinya yang cukup tinggi seperti layaknya SUV.Â
Setir dari Chery Omoda E5 juga memberikan feedback kepada pengendara yang baik. Dengan lingkar kemudi yang besar juga memberikan kesan sporty saat menyetir SUV listrik tersebut.Â
Daya Tahan dan Konsumsi BateraiÂ
Chery Omoda E5 memiliki baterai yang sebenarnya tidak terlalu besar yakni 61,06 kWh yang mampu menempuh jarak 430 kilometer dalam perhitungan WLTP. Secara daya jelajah memang tidak impresif, namun konsumsi daya listrik terbilang cukup irit untuk sebuah baterai lithium.Â
Tercatat dalam berbagai daerah yang kami kunjungi menggunakan Chery Omoda E5 konsumsi paling irit berada di sekitar 11,3 kW/100 kilometer. Artinya dalam setiap 1 Kw mampu menempuh jarak hingga 8,8 kilometer.Â
Sementara ketika di jalan tol yang tanpa hambatan, konsumsi listriknya bisa mencapai 14 kW/100 kilometer. Pada mode Sport, mobil listrik ini memang cukup boros, karena konsumsi listriknya bisa mencapai 17 kW/100 kilometer.Â
Jika dilihat berdasarkan konsumsi listrik, memang Chery Omoda E5 bukan yang paling baik. Namun jika merujuk pada regenerative energy, rasanya mobil listrik besutan Chery ini patut diacungi jempol.Â
Perjalanan kami dimulai dari Bekasi ke Cilacap sebagai etape pertama. Di rute ini, melewati tol Cipali dan Palikanci yang menghabiskan sekitar 50 persen daya hingga sampai di KM 268 untuk melakukan pengecasan.Â
Perjalanan ke Cilacap pun dilanjut dengan melewati jalur lintas Kabupaten alias bukan tol. Menariknya dari KM 268 yang berlokasi di Pejagan, hingga mencapai Cilacap hanya membutuhkan daya sekitar 30 persen saja.Â
Kemudian etape kedua berlanjut dari Cilacap menuju Yogyakarta melewati Banjarnegara dan Wates. Dalam etape ini, Chery Omoda E5 hanya menghabiskan sekitar 50 persen daya baterainya saja.Â
Asiknya, baterai tersebut sudah mendukung pengecasan DC fast charging. Sehingga ketika mengisi ulang baterai pada kondisi 50 persen menggunakan DC fast charging 200 kW di SPKLU PLN hanya membutuhkan waktu satu jam saja.Â
Soal biaya yang dikeluarkan untuk mengisi menempuh jarak selama perjalanan Bekasi-Cilacap-Banjarnegara-Wates-Yogyakarta-Bekasi, kira-kira membutuhkan sekitar Rp500 ribu saja. Jumlah ini cukup efisien, mengingat mobil listrik Chery Omoda E5 digunakan berkeliling di setiap kota yang dikunjungi dalam kondisi penumpang yang selalu penuh.Â
Kenyamanan KabinÂ
Kenyamanan kabin dari Chery Omoda E5 mungkin bukan yang terbaik dari mobil listrik yang digunakan dalam Electric Holiday. Mengingat mobil listrik dari Chery ini lebih mengandalkan interior yang sporty dibandingkan nyaman.Â
Meski demikian, bukan berarti pengemudi dan penumpang dari Chery Omoda E5 tidak bisa mendapatkan kenyamanan. Berkat electric seat yang juga dilengkapi pendingin, posisi duduk pun bisa diatur dengan mudah dan tetap terasa sejuk di cuaca yang panas.Â
Kenyamanan dirasa berkurang karena kabinnya yang terasa tidak terlalu lega. Model jok yang sporty tidak memberikan keleluasaan dalam mengatur sandaran kepala. Ditambah lagi konsol tengah yang besar membuat ruang gerak menjadi lebih sempit.Â
Namun konsol tengah yang besar ini memberikan keunggulan di sisi yang lain. Salah satunya adalah penyimpanan barang, dengan bekal dua cup holder, wireless charging, penyimpanan kecil di atas, besar di bawah dan tersembunyi di belakang konsol menjadi kelebihan tersendiri.Â
Sebagai pengemudi, kami merasakan posisi duduk di Chery Omoda E5 cukup tinggi. Memang hal ini sebuah khas dari SUV, terlebih di balik lantai mobil terdapat baterai sehingga memberikan posisi duduk yang tinggi.Â
Untungnya pengemudi diberikan kemudahan lewat electric seat yang bisa mengatur sliding, reclining, hingga ketinggian jok. Setir juga bisa diatur secara tilt dan telescopic sehingga bisa mencari posisi duduk yang tepat.Â
Sisanya kabin Chery Omoda E5 cukup nyaman dan kedap sehingga memberikan kenyamanan baik pada pengemudi maupun penumpang.Â
Fitur dan TeknologiÂ
Urusan fitur dan teknologi, Chery Omoda E5 sudah tidak diragukan lagi mengingat mobil ini memenangkan kategori Most Advanced Technology for Car di Uzone Choice Award 2024. Hal ini membuat Chery Omoda E5 dipastikan memiliki fitur dan teknologi tercanggih di kelasnya.Â
Bahkan kalau dibahas satu per satu, fitur Chery Omoda E5 ini terbilang terlalu banyak. Jadi kami paparkan berdasarkan yang kami temukan dan rasakan faedahnya saat digunakan harian.Â
Pertama, untuk masuk ke mobil ini praktis sekali. Kita tidak perlu mengeluarkan kunci. Cukup di dekati, mobil seolah akan menyambut kita dengan kedipan lampu sein, lipatan spion yang terbuka dan pintu yang tidak terkunci.Â
Begitu juga ketika keluar, seiring kita menjauh dari mobil, akan secara otomatis mengunci dan melipat spion. Chery juga menawarkan kepraktisan saat akan menyalakan dan mematikan motor listriknya.Â
Kami sempat kebingungan, karena tidak ada tombol start/stop seperti mobil listrik pada umumnya. Ternyata, begitu kita masuk ke kabin, cukup injak pedal rem, maka mobil sudah siap digunakan. Hanya tinggal memindahkan tuas transmisi di sebelah kanan setir ke posisi D untuk maju atau R untuk mundur.Â
Begitu juga saat hendak mematikan. Ada dua opsi, pertama kalian cukup keluar saja dari mobil dan mengunci pintu dengan remote, maka otomatis akan mati. Atau melalui layar sentuhuntuk mematikan power.Â
Piranti lain yang bekerja otomatis adalah lampu. Tidak perlu menyala-matikan, karena bekerja secara otomatis menyesuaikan lingkungan gelap dan terang. Bahkan, bisa juga menyesuaikan arah lampu kemana kita berbelok.Â
Selanjutnya, wiper yang juga otomatis menyala ketika ada rintikan maupun siraman air hujan di kaca depan. Semua itu sebenarnya bukan hal baru, tapi benar-benar praktis yang membuat kami sebagai pengemudi tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan hal-hal kecil namun berguna tersebut.Â
Selebihnya, ada fitur ADAS yang bekerja dengan baik. Adaptive Cruise Control, kemudian lane departure, juga Forward Collision Mitigation, semuanya berguna yang semoga bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan.Â
Belum lagi kamera mundur yang menunjukkan projection lane sehingga memudahkan pengemudi dalam memarkir kendaraan.Â
Infrastruktur PendukungÂ
Berbicara infrastruktur mobil listrik di Pulau Jawa, rasanya sudah tidak perlu khawatir lagi. Namun hal ini tidak sepenuhnya benar, karena kenyataannya tidak semua SPKLU yang ada di kota kecil ataupun jalur lintas di luar Tol Trans Jawa berfungsi dengan baik.Â
Memang benar, setiap Rest Area di Tol Trans Jawa sudah tersedia SPKLU dengan beragam jenis pengisian daya. Mulai dari AC hingga DC Fast dan Ultra Fast Charging sudah tersedia sepanjang Tol Trans Jawa.Â
Namun dengan rute yang kami lalui menggunakan Chery Omoda E5, banyak yang melintasi jalur di luar tol Trans Jawa dan kota-kota kecil. Sehingga beberapa kendala pun sempat kami temui selama perjalanan di luar Tol Trans Jawa.Â
Seperti di Cilacap, kota kecil yang buntu ini hanya memiliki satu unit SPKLU saja yang berlokasi di kantor PLN setempat. SPKLU tersebut juga memiliki pengisian daya jenis AC dan DC Fast Charging, namun sayangnya jenis DC dalam gangguan atau mengalami kerusakan.Â
Kami pun mencoba meminta beberapa informasi kepada petugas setempat, namun disebutkan kerusakan sudah terjadi selama beberapa waktu dan belum dibetulkan. Alasannya pun cukup tak masuk akal, karena di Cilacap masih minim yang menggunakan mobil listrik.Â
Pada akhirnya, kami memutuskan untuk menggunakan charging AC yang hanya berkekuatan 7 kW saja. Dengan charging ini membutuhkan waktu 5 jam untuk mengisi dari 50 persen hingga penuh yang tentunya sangat memakan waktu.Â
Kemudian masalah lain ditemukan saat perjalanan Cilacap menuju Yogyakarta. Saat tiba di Wates, kami pun memutuskan untuk melakukan pengisian daya di SPKLU yang bertempat di kantor PLN setempat.Â
Di SPKLU tersebut terdapat pengisian daya jenis AC dan DC Fast Charing 200 kW. Sayangnya lagi-lagi jenis DC Fast Charging mengalami kendala yang tidak diduga. Mesin pengisian daya kerap memutus sambungan listrik pengecasan dalam kurun waktu 10-36 detik.Â
Dengan demikian, sulit untuk melakukan pengecasan hingga penuh jika sambungan terus terputus. Kami pun mencoba menghubungi nomor WhatsApp PLN yang tertera di mesin SPKLU. Pihak PLN pun koperatif dengan memberikan solusi untuk melakukan restart pada mesin SPKLU. Namun setelah restart, hasilnya pun sama, koneksi mesin SPKLU dan mobil listrik kembali terputus dalam kurun waktu 30 detik.Â
Akhirnya kami pun menyerah setelah mencoba beberapa kali. Beruntungnya, jarak tempuh masih tersedia sekitar 100 kilometer, sehingga bisa melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta dan melakukan pengecasan di PLN.Â
KesimpulanÂ
Jika ditarik garis besarnya, memang hampir tidak terdapat perbedaan saat menggunakan mobil listrik ataupun mobil bermesin bensin. Hanya soal penyesuaian saja dari mengisi bensin menjadi mengisi listrik.Â
Secara spesifikasi mobil pun tidak mengalami masalah, jarak tempuh 430 kilometer pun kenyataannya masih nyaman untuk digunakan sekitar Pulau Jawa. Pengecasan bisa dilakukan sembari istirahat untuk makan atau tidur sejenak.Â
Yang kami suka adalah performa di atas rata-rata, perjalanan yang tidak bising, dan hanya membutuhkan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan mobil bermesin bensin.Â
Secara infrastruktur pun sudah lengkap di Pulau Jawa, sehingga pengguna mobil listrik tidak perlu khawatir lagi. Hanya merubah kebiasaan dengan perencanaan perjalanan yang lebih matang, sudah bisa liburan menggunakan mobil listrik dengan nyaman.Â
Hanya saja, perencanaan perjalanan harus menyiapkan rencana cadangan. Mengingat beberapa kasus yang kami temukan, terdapat SPKLU yang mengalami kerusakan. Sehingga usahakan tidak menghabiskan baterai di bawah jarak 100 kilometer agar jika mengalami kendala masih tetap bisa mencari SPKLU di titik lainnya.Â
Dengan semua kondisi dan keunggulan yang diberikan Chery Omoda E5, harga banderol Rp419,8 juta hingga Rp498,8 juta membuatnya layak untuk dimiliki.