Sponsored
Home
/
Gadget

Review Oppo Reno10 Pro: Plus Minus yang Kami Suka dan Tidak Suka

Review Oppo Reno10 Pro: Plus Minus yang Kami Suka dan Tidak Suka
Preview
Muhammad Faisal Hadi Putra21 September 2023
Bagikan :

Uzone.id - Kami sebelumnya sudah pernah menggunakan Oppo Reno10 Pro+, varian tertinggi dan termahal dari jajaran Reno10 Series di Indonesia. Dan kini, kami pun berkesempatan untuk mencoba langsung Oppo Reno10 Pro, tipe dengan spesifikasi menengah yang dibanderol dengan harga Rp7,9 jutaan.

Harga nyaris Rp8 juta untuk sebuah smartphone, tentu kami langsung memasang ekspektasi tinggi pada Oppo Reno10 Pro. Setelah menggunakannya selama seminggu, kami pun merasa puas pada beberapa aspek, tapi juga sedikit dikecewakan pada sektor lain dari smartphone ini.

Untuk lebih jelasnya, berikut review lengkap Oppo Reno10 Pro yang bisa jadi guidance bagi kalian sebelum membeli smartphone ini ke depannya. 

Berkarakter, berkesan premium

Preview

Desain Reno Series dari Oppo emang selalu bikin kagum. Ada saja hal pembeda yang disematkan pada Reno Series terbaru, tak terkecuali Oppo Reno10 Pro yang kami review ini.

Oppo Reno10 Pro punya desain yang berkarakter, dan berkesan lebih premium dari seri sebelumnya. Bukan Reno9 Series, karena seri tersebut gak meluncur di Indonesia, melainkan Oppo Reno8 Pro.

Kalau generasi yang lalu mengusung bingkai kamera berukuran besar dengan opsi warna yang terlihat colorful, sekarang Oppo memberikan kesan mewah, premium, mahal, pada Reno10 Pro.

Gak ada lagi bingkai kamera segede gaban. Sekarang, bentuk frame kameranya terlihat lebih fungsional dengan menyimpan tiga lensa kamera dan LED flash di bagian tengahnya.

Preview

Lingkaran paling besar di bagian atas menjadi tempat buat kamera utama, sementara di bawahnya disiapkan untuk kamera telephoto dan ultrawide. Subjektif memang, tapi kami lebih sreg dengan desain kamera Reno10 Pro dibanding sebelumnya.

Hanya saja kurangnya, bingkai kamera ini cukup menonjol, bisa membuat ponsel tak stabil saat meletakkannya di permukaan yang rata. 

Unit Oppo Reno10 Pro yang kami review memiliki kelir ungu yang menawan. Warna ini begitu fit dengan bodi belakang berbahan dasar kaca pada Reno10 Pro. 

Jangan skeptis dulu saat membaca ‘bodi kaca’, karena ini gak sesuai perkiraan kalian. Walau bodinya kaca dengan warna yang agak glossy, tapi nyatanya Oppo berhasil bikin perangkat ini bebas jejak sidik jari.

Harga Rp7,9 juta, kok masih pakai plastik?

Preview

Oppo Reno10 Pro termasuk smartphone yang ringan dan tipis, jadinya enak dibawa kemana-mana atau digenggam dengan satu tangan saja. Dengan lebar 74,2 mm dan tebal 7,9 mm, ponsel ini pas di tangan kami, terlebih beratnya hanya 185 gram saja.

Gak kagok mengoperasikan layar seluas 6,7 inci ini, terlebih layar dan bodi belakangnya memang dibikin melengkung biar lebih ergonomis dan terlihat premium.

Hanya saja, kami cukup kecewa saat mengetahui kalau ponsel ini terbuat dari plastik alias polikarbonat pada rangka tengahnya. Ada banyak lho ponsel di harga yang sama atau bahkan lebih murah yang sudah diperkuat dengan bingkai aluminium.

Preview

Makin kecewa lagi, Oppo Reno10 Pro ternyata tak disertakan IP Rating sama sekali. Boro-boro ada IP68 tahan air dan debu, IP54 yang tahan percikan air pun tidak ada sama sekali. Padahal, fitur ketahanan ini sudah umum disematkan pada smartphone Android, bahkan yang harganya Rp3 jutaan sekalipun.

Meski begitu, kami akui kalau rangka plastik smartphone ini memang terasa solid. Terasa penuh saja saat menggenggam dan mengoperasikannya. Ditambah, bagian layar depannya juga sudah menggunakan kaca pelindung Asahi Glass AGC DT-Star 2 yang cukup kuat dari goresan-goresan halus.

Layar bikin puas, speaker belum stereo

Preview

Perpaduan yang memuaskan mata saat menggunakan smartphone bezel-less dengan lengkungan di kiri dan kanan, panelnya AMOLED, beresolusi tinggi, dan sudah mengantongi sertifikasi HDR10+. 

Seperti Oppo Reno10 Pro yang kami review, smartphone ini menggunakan panel AMOLED seluas 6,7 inci dengan resolusi Full HD+. Layar dengan aspek rasio 20:9 ini punya kerapatan piksel sampai 394 ppi, memberikan warna yang tajam dan detail yang impresif.

Sertifikasi HDR10+ dan Widevine L1 DRM sudah dimiliki ponsel ini juga, memungkinkan kalian nonton YouTube beresolusi tinggi di mode HDR atau Netflix pada resolusi Full HD.

Ada banyak fitur yang dihadirkan untuk memuaskan mata kalian, selain adanya refresh rate 120Hz yang super smooth. Dua di antaranya adalah 01 Ultra Vision Engine dan Video COlor Enhancer, memberikan tontonan dengan warna yang natural, tetap tajam, dan detail yang jauh lebih baik lagi.

Lagi-lagi, setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan juga, dan ini terjadi pada Oppo Reno10 Pro. Saat layarnya bikin kami kagum, speakernya ternyata belum stereo. Kami benar-benar heran, kenapa Oppo gak menyertakan speaker stereo pada ponsel harga Rp7,9 juta seperti Reno10 Pro.

Sudah hanya mono, minim fitur pula. Gak ada pengaturan Dolby Atmos, yang ada hanya Real Sound Technology tanpa memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk mengatur equalizer sendiri.

Bloatware kebanyakan!

Preview

Oppo Reno10 Pro berjalan di ColorOS 13.1 berbasis Android 13. Sistem operasi ini sebenarnya bikin nyaman, tampilannya juga clean dengan bentuk ikon yang didesain ulang. 

Fiturnya juga segudang, mulai dari personalisasi wallpaper, lock screen, bentuk ikon dan warna UI, sampai fitur privasi dan keamanan yang sesuai standar Android terbaru.

Tapi dua yang jadi concern kami terkait OS ini. Pertama, banyak banget bloatware yang terpasang otomatis saat ponsel ini terhubung ke jaringan WiFi.

Padahal kami tidak mengizinkan apapun kepada sistem untuk memasang aplikasi-aplikasi ini. Proses instalasinya sama sekali tidak bisa dibatalkan, dan ini bukan berasal dari Google Play Store.

Unit review yang kami gunakan setidaknya memasang lebih dari 25 aplikasi tambahan, termasuk aplikasi pinjol, game-game kasual, sampai aplikasi baca berita. Semuanya berasal dari toko aplikasi milik Oppo, yaitu App Market.

Preview
Bloatware di ColorOS 13.1

Memang, puluhan aplikasi ini bisa dihapus, tapi tetap bikin ribet, terlebih ketika kami ingin memasang game atau aplikasi dari smartphone sebelumnya.

Kedua, iklan yang kerap muncul dari Theme Store dan Game Center. Iklan ini sering muncul di bar notifikasi, membuat notifikasi penting akhirnya ketumpuk di bawah. Solusinya memang tinggal matikan saja notifikasi untuk dua aplikasi tersebut, atau sekalian saja matikan akses data internet untuk keduanya.

Semoga ke depannya, Oppo lebih mengerti kalau pengguna gak butuh puluhan aplikasi tersebut terpasang pada smartphone-nya. Selain bikin ruang penyimpanan membengkak, banyak dari aplikasi ini tak terpakai oleh pengguna, sehingga harus dihapus satu persatu.

Ditenagai chip kelas menengah

Preview

Oppo Reno10 Pro masih ditenagai prosesor kelas menengah dari tahun 2021, yakni Snapdragon 778G besutan Qualcomm. Prosesor ini termasuk system on chip (SoC) yang ngebut saat itu, terlebih dibuat menggunakan arsitektur 6nm yang lebih efisien dalam hal konsumsi daya baterai.

Oppo memadukannya dengan RAM sebesar 12 GB yang bisa ditingkatkan sampai 24 GB menggunakan RAM virtual. Kemudian ruang penyimpanannya sudah 256 GB, tapi tak bisa ditambah microSD.

Perlu dicatat, ruang penyimpanan dari smartphone ini masih UFS 2.2, yang berarti memiliki read dan write speed yang lebih rendah ketimbang UFS 3.1. Teknologi ini umum pada smartphone Rp3 jutaan, tapi untuk ponsel yang harganya nyaris Rp8 juta? Come on, Oppo!

Walau Oppo masih menggunakan chipset jadul dengan teknologi penyimpanan yang biasa saja, perusahaan asal China itu memastikan performa Reno10 Pro akan tetap optimal sampai 4 tahun ke depan.

Semuanya berkat inovasi bernama Dynamic Computing Engine. Teknologi ini menjanjikan ponsel tetap berjalan dengan lancar setelah 48 bulan pemakaian. Berbekal RAM 12 GB, setidaknya Reno10 Pro bisa memuat sampai 40 aplikasi berjalan di latar belakang tanpa mengalami lagging sama sekali.

Kalian pasti menunggu berapa skor benchmark dari Oppo Reno10 Pro kan? Oke, diuji dengan AnTuTu Benchmark, ponsel ini mencatatkan skor 643 ribuan poin, sedikit lebih tinggi dari Vivo V29 5G yang ditenagai prosesor serupa.

Preview

Kendati OS-nya banyak bloatware, tapi ColorOS 13.1 memungkinkan prosesor memberikan performa yang lebih stabil. Terbukti, di PCMark, smartphone ini mencatatkan nilai 12.398 poin dengan performa yang konstan di 80 - 100 persen pada setiap simulasi pengujian.

Preview

Skor ini terbilang tinggi, membuktikan kalau Dynamic Computing Engine dari Oppo memang bekerja dengan begitu baik untuk menjaga performa tetap stabil dan andal kapan saja.

Stabilitas performa Snapdragon 778G terlihat juga pada bagian GPU. Diuji dengan Wild Life Stress Test, Oppo Reno10 Pro memiliki skor 2.462 poin dengan stabilitas kinerja grafis 98,9 persen.

Preview

Frekuensi frame rate yang bisa dicapai berada di rentang 11 sampai 19 FPS. Peningkatan suhu CPU terbilang masih adem, lantaran selama pengujian hanya mencapai 37 derajat Celcius.

Kalau diuji di Wild Life, skornya juga mirip-mirip, yakni 2.461 poin dengan rata-rata frame rate sampai 14,74 FPS. 

Preview

Oppo Reno10 Pro ditopang oleh baterai dengan kapasitas 4.600 mAh. Di bawah 5.000 mAh yang biasanya diusung oleh banyak smartphone Android sekarang.

Namun, baterai ini nyatanya mampu menunjang berbagai aktivitas hampir seharian. Dari pengujian PCMark yang kami jalankan, baterai Oppo Reno10 Pro punya screen on-time tembus 12 jam 7 menit.

Preview

Daya tahan yang impresif didukung pula dengan teknologi pengecasan yang super ngebut pula. Ngecas dari 9 persen sampai full, cuma butuh waktu 28 menit doang. Dan kurang dari 10 menit, baterai kalian sudah terisi lebih dari 60 persen, gila!

Preview

Kamera

Kamera jadi salah satu nilai jual utama dari Oppo Reno10 Pro. Total, ada empat kamera di smartphone ini, tiga di belakang dan satu di depan yang disematkan pada lubang kamera di tengah atas layar.

Di belakang, ada kamera 50 MP dengan sensor premium Sony IMX890 yang sudah didukung teknologi phase detection autofocus (PDAF) dan optical image stabilization (OIS).

Lalu kamera telephoto dengan sensor 32 MP Sony IMX709. Kamera ini minus OIS, tapi sudah didukung PDAF dan mampu melakukan perbesaran gambar secara optik sampai 2 kali. 

Disematkan juga kamera ultrawide 8 MP dengan jenis lensa fixed focus. Sementara di depan, kamera 32 MP sudah mendukung autofocus, membuat pengguna bisa menciptakan foto selfie yang jauh lebih baik lagi.

Preview

Membahas soal kualitasnya, dengan sensor 50 MP pada kamera utama, berarti smartphone ini menghasilkan foto di resolusi default 12,5 MP. Hal ini karena Sony IMX809 mengusung pencitraan quad-bayer atau memampatkan 4 piksel menjadi 1 piksel.

Lewat skema tersebut, foto-foto yang diambil pakai kamera utama terlihat bagus, baik secara detail, warna, kontras, sampai rentang dinamisnya. Kedalaman warna yang diciptakan oleh kamera ini patut untuk diapresiasi, karena tampak nyata dan natural seperti aslinya.

Meski, ada sedikit kekurangan minor yang tak terlalu berpengaruh pada kualitas gambar secara keseluruhan. Entah kenapa artificial intelligence (AI) kamera Oppo cenderung menghaluskan warna hijau pada dedaunan di beberapa skenario pengambilan foto.

Jadi kalau diperbesar, warnanya agak lebay sedikit dengan kualitas detail yang sedikit menurun. Tapi, hal ini tak terjadi saat kami memotret di situasi yang cukup sulit, semisal memotret langit dengan sinar matahari yang menyorot ke arah lensa.

Birunya langit tetap kami dapatkan. Detail gedung pun masih terlihat dengan begitu baik.

Sementara kamera telephoto, hasil jepretannya memiliki detail yang bagus dengan kualitas warna yang tajam dan jernih. Melakukan perbesaran hingga dua kali, detail objek seperti action figure tetap kelihatan dengan jelas. 

Kami sampai membandingkan, mengambil foto yang sama dengan kamera utama dan telephoto. Kalau diperbesar, foto yang diambil kamera telephoto jelas memberikan detail yang lebih baik.

Preview

Nah, baik kamera utama dan telephoto bisa dimanfaatkan untuk mengambil foto portrait, mirip-mirip Reno10 Pro+. Kami lebih senang mengambil foto portrait tanpa efek, alias natural, karena hasilnya sungguh memukau, baik dari detail hingga efek buram yang rapi pada bagian background.

Sedangkan untuk kamera ultrawide, detail gambarnya memang tak sebagus kamera utama dan telephoto. Tapi kami suka dengan reproduksi warnanya yang tidak terlalu buruk.

Sudah lama Oppo menawarkan kamera depan berkualitas tinggi kepada pengguna, dan ini masih dipertahankan sampai sekarang. Oppo Reno10 Pro pun memberikan foto yang impresif, baik dari segi detail pada wajah maupun warna yang natural dan tak berlebihan.

Bagian latar belakang tak luput dari proses pencitraan, karena warnanya pun bakal dimaksimalkan oleh sistem kamera Oppo. Dengan autofocus, kalian juga bisa mengambil foto selfie bokeh yang memberikan efek blur yang rapi antara foreground dan background.

Di bagian video, Oppo Reno10 Pro mampu merekam video di resolusi 4K pada 30 FPS atau 1080p di 60 FPS. Penstabil gambar tetap berfungsi di resolusi tertinggi.

Kesimpulan

Banyak hal di smartphone ini yang bikin kami kecewa, seperti ketiadaan IP Rating, speaker yang belum stereo, sampai ColorOS 13.1 dengan puluhan bloatware terpasang otomatis.

Dengan harga Rp7,9 juta, seharusnya kekurangan tersebut tak semestinya ada. Bahkan di smartphone Rp3 sampai 4 jutaan pun, IP Rating sudah banyak diusung, memberikan jaminan ketahanan yang lebih baik kepada pengguna.

Preview

Kami juga tak mengerti, kenapa Oppo masih mengandalkan prosesor Snapdragon 778G yang sudah terbilang ‘lawas’. Kalaupun harus dari Qualcomm, masih banyak opsi yang bisa digunakan, seperti Snapdragon 7 Gen 1 atau Snapdragon 7+ Gen 2 misalnya.

Prosesor Snapdragon 778G memang tak lemot, masih terbilang mumpuni untuk sekarang. Tapi buat sebuah ponsel dengan harga nyaris Rp8 juta, rasanya itu bukanlah fitur yang adil buat pengguna, walau Oppo sendiri memastikan jaminan performa stabil sampai empat tahun ke depan.

Untungnya, ada beberapa aspek tertentu yang membuat Reno10 Pro patut mendapat pujian. Seperti, layar 6,7 inci AMOLED yang memberikan kualitas visual yang imersif. Kemudian baterai 4.600 mAh dengan daya tahan jempolan, plus kecepatan charging yang begitu singkat.

Bagian kameranya juga sangat baik, terlebih kamera utama dan telephoto. Kedua kamera ini memberikan kami berbagai angle pengambilan foto, baik memotret pemandangan, mengabadikan momen dari jauh, atau memotret wajah orang-orang terdekat menggunakan mode portrait.

Sulit sebenarnya merekomendasikan ponsel ini, terlebih untuk harga yang cukup mahal buat sebagian orang. Selain itu, ada lebih banyak smartphone dengan harga lebih terjangkau yang mengusung spesifikasi dan fitur yang tak kalah dengan Reno10 Pro.

Malah, kami lebih suka untuk merekomendasikan Oppo Reno10 Pro+ saja daripada smartphone ini. Walau harganya beda Rp3 juta, namun jelas, Reno10 Pro+ mengusung sistem kamera yang lebih mumpuni, spesifikasi jauh lebih powerful, dan ragam inovasi lain yang bikin experience pengguna jauh lebih maksimal.

populerRelated Article