Sinergi Pemerintah dan Swasta untuk Ciptakan 9 Juta Talenta Digital
Uzone.id - Laporan The Global Startup Ecosystem 2020, Jakarta dinobatkan sebagai ekosistem perusahaan rintisan terbaik kedua pada Top 100 Emerging Ecosystem setelah Mumbai, India. Indikator yang digunakan dalam penilaian ini adalah performa startup, pendanaan, jangkauan pasar, dan talenta digital. Dari empat penilaian tersebut, talenta digital memiliki nilai yang paling rendah.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo, Hary Budiarto, data ini menunjukkan kebutuhan talenta digital di Indonesia yang meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Maka dari itu, menurut Hary, perlu ada urgensi kolaborasi antara pemerintah, platform digital, maupun akademisi dalam mengembangkan talenta digital dan mencapai target sembilan juta talenta digital terampil pada 2030.Baca juga: 5 Tahapan Penting Product Design ala Tokopedia
Pemerintah sendiri, kata Hary, sudah memiliki program yang dinamakan Digital Talent Scholarship (DTS) yang tahun ini memasuki usia ke-4. Program yang digagas sejak 2018 itu bertujuan untuk menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil dan berdaya saing di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
"Talenta digital menjadi salah satu kunci transformasi digital. DTS adalah salah satu program yang akan mendukung hal itu, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, yang menargetkan adanya sembilan juta talenta digital sampai 2030, guna mengejar transformasi digital nasional," ujar Hary dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
Di sisi akademisi, upaya meningkatkan talenta digital salah satunya adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DItjen Dikti) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) membuat kebijakan bernama Kampus Merdeka. Program ini untuk meningkatkan kegiatan kewirausahaan dan startup digital para mahasiswa.
Ia mengungkapkan bahwa dalam program Dikti 2021 ditargetkan adanya implementasi kerja sama dengan Kementerian Kominfo melalui pengembangan kurikulum startup dan diklat online untuk dosen dan mahasiswa secara masif. Sebanyak 100 ribu dosen dan mahasiswa bakal berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum startup dan diklat online tersebut.
Baca juga: Awas, 5 Aplikasi Ini Ngaku Bisa 'Sulap' Ponsel Jadi Oximeter
"Melalui kolaborasi Akademi Talent Scouting Academy (TSA) Digital Talent Scholarship (DTS) dengan Program Kampus Merdeka, Kementerian Kominfo turut memfasilitasi mahasiswa yang memiliki minat dan bakat di bidang teknologi informasi dan komunikasi," terang Hary.
Upaya pemerintah ini juga didukung oleh sektor swasta. Misalnya dukungan untuk Kampus Merdeka, dimana perusahaan teknologi seperti Tokopedia menghadirkan program magang bersertifikat untuk bidang Software Engineering, Marketing, dan Business Development.
Tokopedia juga menyediakan wadah belajar bagi praktisi teknologi di Indonesia melalui Tokopedia Academy dan konferensi teknologi terbesar dari Tokopedia, START Summit 2021 yang belum lama ini dilangsungkan. Selain itu, bersama Universitas Indonesia (UI) Tokopedia juga telah meluncurkan AI Center of Excellence, serta bekerja sama dengan Universitas Atma Jaya untuk membuat dan menyelenggarakan mata kuliah e-commerce.
"Selain Tokopedia, perusahaan teknologi lain Indonesia, seperti Telkomsel, menggelar beragam program untuk mendukung terciptanya talenta digital Indonesia. Telkomsel juga membuka kesempatan magang untuk mendukung program Kampus Merdeka. Telkomsel pun bekerja sama dengan Telkom University mengadakan program beasiswa khusus bagi para talenta digital," tutup Hary.