Solusi Damai Smart City vs Pemborosan Energi
Foto: 3M
Uzone.id - Sejak tahun 2017, pemerintah telah memulai Gerakan Menuju 100 Smart City. Smart City adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada kota yang telah melakukan investasi signifikan dalam teknologi informasi dan komunikasi.Kemudian menciptakan jaringan cerdas yang mampu mentransmisikan data ke seluruh lingkungan perkotaan menggunakan teknologi nirkabel dan komputasi awan (cloud computing).
Pusat data akan berperan penting dalam membangun smart city karena Internet of Things (IoT) dan aplikasi pintar memerlukan konektivitas, penyimpanan data, dan daya komputasi yang ditingkatkan.
Baca juga: Hindari Boncos, Ini Ciri-ciri Robot Trading Bodong
Banyak daerah di Indonesia yang sudah memulai inisiasi menuju smart city. Namun berdasarkan hasil penilaian dari ITB City Innovation Center, saat ini belum ada kota di Indonesia yang tergolong 'Smart'.
Umumnya kota-kota di Indonesia baru memasuki tahap integrasi sistem menuju solusi cerdas terintegrasi.
Banyak kota yang dinilai masih terjebak pada inisiatif canggih berbasis teknologi informasi dan komunikasi (IPTEK) sebagai solusi permasalahan kota.
Tapi malah mengabaikan fasilitas dasar seperti zebra cross dan minimnya halte angkutan umum. Selain itu, banyak solusi smart city yang tidak dirancang penuh dengan memperhatikan aspek pendukungnya.
Lalu bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan suatu daerah serta kualitas hidup masyarakatnya?
Berdasarkan data IEA (International Energy Agency), pusat data di seluruh dunia mengkonsumsi sekitar 250 TWh listrik atau sekitar 1 persen dari seluruh konsumsi listrik global.
Meskipun permintaan berkelanjutan yang eksplosif untuk layanan digital dan teknologi intensif data mendorong peningkatan konsumsi listrik pusat data.
Salah satu komponen dalam konsumsi ini adalah jumlah listrik yang digunakan untuk mendinginkan pusat data yang menyumbang sekitar 33 persen dari total listrik yang di konsumsi pusat data.
Ukurannya adalah PUE (Power Usage Effectiveness), rasio jumlah total energi yang digunakan oleh fasilitas pusat data dengan energi yang dikirim ke peralatan komputasi.
Baca juga: 7 Fakta Robot Trading, Bikin Untung atau Buntung?
Ketika nilai PUE untuk pusat data lebih besar dari satu, ini berarti pusat data menggunakan lebih banyak energi untuk mendinginkan perangkat keras dibandingkan dengan jumlah energi yang digunakan perangkat keras itu sendiri.
PUE rata-rata global adalah 1,58 dan di beberapa pusat data di negara tropis angka ini dapat naik ke 2,07.
Maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi listrik dapat dikurangi dengan mengoptimalkan sistem operasi pendinginan.
Umumnya, semakin banyak penggunaan listrik maka biaya operasional juga akan semakin tinggi karena tagihan listrik serta limbah karbon yang dihasilkan akan jauh lebih tinggi.
Beberapa negara di kawasan ASEAN termasuk Indonesia, saat ini sedang mencari cara untuk menekan limbah karbon.
Negara Indonesia sendiri telah menetapkan target net-zero terpadu yang akan diterapkan di seluruh sektor industri untuk mewujudkan komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement atau Persetujuan Paris pada tahun 2060.
Senior Engineer 3M, Amos Wong, mengungkapkan, salah satu alternatif untuk mengurangi konsumsi listrik pada pusat data adalah dengan meningkatkan efisiensi pendinginan server.
Seperti yang kita ketahui, bahwa udara dingin memiliki keterbatasan dan udara bukanlah medium yang baik untuk memindahkan panas dari server.
"Adanya penggunaan pendingin imersi (Immersion Cooling), terutama imersi dua fase (two Phase Immersion) dapat membantu meningkatkan PUE di pusat data berpendingin udara tradisional dari 1,7 menjadi 1,02 yang lebih hemat 40 persen ketimbang sebelumnya.” ujarnya.
Selain mengurangi konsumsi daya dan jejak limbah karbon pusat data, 3M menyediakan perpindahan panas, cairan dielektrik untuk digunakan dalam berbagai solusi pendinginan pusat data.
Ini termasuk pendinginan langsung ke chip, pendinginan satu fase dan pendinginan dua fase. 3M juga bekerja sama dengan beberapa mitra di bidang ini pendinginan imersi.
3M bermitra dengan pembuat server, pembuat tangki, dan pengguna untuk mengembangkan sistem pendinginan imersi yang optimal.
Salah satu kasus yang sukses adalah grup Bitfury dengan pusat data 40 megawatt yang memiliki PUE 1,02.
Cairan dielektrik 3M memungkinkan perendaman penuh tanpa masalah apa pun pada sirkuit langsung dan dengan demikian memungkinkan desain tangki yang sangat sederhana dalam pendinginan imersi dua fase.
"Keuntungan lain dengan pendinginan imersi adalah potensi untuk mengurangi atau menghilangkan limbah air melalui penggunaan pendingin kering” tutupnya.
VIDEO: Unboxing Vivo X70 Pro