icon-category Technology

Tik Tok Diblokir, Please Jangan Salahin Bowo

  • 04 Jul 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Menyeruput kopi itu nikmat tanpa harus menghisap rokok. Jadi teman untuk berdiskusi bersama kawan, juga tak kalah nikmat.

Seperti semalam, gue dan tiga kolega lainnya sedang terlibat pembicaraan serius dengan satu tema besar “Fenomena Meet & Greet Bowo Tik Tok.”

“Anak Indonesia emang darurat alay. Bowo, yang cuma buat Tik Tok gitu, bikin acara foto-foto aja bayar Rp 80 ribu,” kata teman, yang bekerja di media.

“Tapi laku, banyak yang datang.” kata teman gue yang lain.

“Salahnya dimana? Bowo Alpenlible gak salah, justru smart,” kata gue, yang sontak langsung ketiganya nengok semua ke gue.

Belum juga menjelaskan, ponsel gue bergetar, ada notifikasi masuk, eh getarannya sampai ke hati. “Tik Tok Diblokir Kominfo.”

“Nah ini, Komifo yang alay,” kata gue. Dalam hati.

Bowo Alpenlieble ini memang menuangkan 'kreatifitas'-nya di Tik Tok, bikin lipsync, joget-joget, banyak yang like (suka). Follower-nya jadi banyak.

Baca juga: Kamu Harus Smart, Bowo Beda sama Prabowo

Terus para fansnya itu di-monetize, ingin banget ketemu, diajak foto-foto tapi bayar.

Entah itu pemikiran dari Bowo sendiri, atau ada orang lain.

Yang jelas, memanfaatkan peluang emas yang dikemas sedemikian rupa dan menguntungkan. Itu pintar.

Toh, Bowo tidak cari duit dengan cara yang salah. Siapa tahu itu salah satu modal Bowo buat jadi pengusaha, kalau sudah tidak laku jadi artis Tik Tok.

“Yang salah orang tuanya anak-anak yang gak tahu atau malah gak peduli, uang segitu besar cuma buat foto-foto kayak gitu,” kata gue.

Atau memang orangtua anak-anak ini sudah tahu, tapi gak peduli, asal gak pakai narkoba.

Lalu kenapa Kominfo memblokir Tik Tok?

Begini jawaban Menkominfo Rudiantara melalui pesan singkatnya kepada Uzone.id,"Karena banyak konten negatifnya, khususnya buat anak-anak."

"Kami sudah menerima laporan lebih dari 2 ribu soal Tik Tok," Rudiantara melanjutkan.

Padahal internet, gadget dan sejenisnya adalah pisau bermata dua. Tergantung bagaimana pemakaiannya. Itulah kenapa, aplikasi media sosial membubuhkan batasan umur untuk penggunanya.

Jadi tiba-tiba ada anak masih piyik tiba-tiba main Tik Tok, Instagram atau pakai WhatsApp, orangtuanya tahu tidak? Kok tidak dilarang.

Bowo itu gak cuma pintar, tapi udah kuat mental. Buktinya netizen se-Indonesia raya mengecam alias membully-nya.

Lah anak umur se-Bowo, itu butuh dibimbing kalau salah, bukan dikecam.

Ini nih menurut gue kebiasaan orangtua zaman dulu, termasuk gue. Kalau anaknya jatuh kepentok meja, eh mejanya yang disalahin.

Pemikiran kayak gini, yang terjadi sama Kominfo. Tahu-tahu Tik Tok diblokir, karena dianggap memuat konten negatif dan berdampak buruk bagi anak-anak.

Halu pak, apa kabar Awkarin, Lucinta Luna dan Anya Geraldine di Instagram? Kok gak ditutup juga.

Kominfo ini kayak montir yang bermain slapstick di film komedi, terima bongkar gak terima pasang.

Tumblr dan Vimeo, itu sampai sekarang belum bisa dibuka loh, alias diblokir.

Ya memang masih banyak anak berprestasi lebih kreatif dan baik dibanding Bowo, tapi tidak bisa dijadikan modal untuk menghukum Bowo dan Tik Tok.

Tik Tok ini hanya platform, loh, berbasis user generated content alias kontennya ya dari penggunanya juga.

Baca juga: Fenomena Bowo Alpenlieble

Bowo gak akan terkenal, kalau gak banyak yang nonton di Tik Tok. Sebaliknya, penonton Tik Tok juga bisa memilih mana tonton yang bermanfaat dan baik, kan?

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini