Tik Tok Diblokir, Please Jangan Salahin Bowo
Uzone.id - Menyeruput kopi itu nikmat tanpa harus menghisap rokok. Jadi teman untuk berdiskusi bersama kawan, juga tak kalah nikmat.
Seperti semalam, gue dan tiga kolega lainnya sedang terlibat pembicaraan serius dengan satu tema besar “Fenomena Meet & Greet Bowo Tik Tok.”
“Anak Indonesia emang darurat alay. Bowo, yang cuma buat Tik Tok gitu, bikin acara foto-foto aja bayar Rp 80 ribu,” kata teman, yang bekerja di media.
“Tapi laku, banyak yang datang.” kata teman gue yang lain.
“Salahnya dimana? Bowo Alpenlible gak salah, justru smart,” kata gue, yang sontak langsung ketiganya nengok semua ke gue.
Belum juga menjelaskan, ponsel gue bergetar, ada notifikasi masuk, eh getarannya sampai ke hati. “Tik Tok Diblokir Kominfo.”
“Nah ini, Komifo yang alay,” kata gue. Dalam hati.
Bowo Alpenlieble ini memang menuangkan 'kreatifitas'-nya di Tik Tok, bikin lipsync, joget-joget, banyak yang like (suka). Follower-nya jadi banyak.
Terus para fansnya itu di-monetize, ingin banget ketemu, diajak foto-foto tapi bayar.
Entah itu pemikiran dari Bowo sendiri, atau ada orang lain.
Yang jelas, memanfaatkan peluang emas yang dikemas sedemikian rupa dan menguntungkan. Itu pintar.
Toh, Bowo tidak cari duit dengan cara yang salah. Siapa tahu itu salah satu modal Bowo buat jadi pengusaha, kalau sudah tidak laku jadi artis Tik Tok.
“Yang salah orang tuanya anak-anak yang gak tahu atau malah gak peduli, uang segitu besar cuma buat foto-foto kayak gitu,” kata gue.
Atau memang orangtua anak-anak ini sudah tahu, tapi gak peduli, asal gak pakai narkoba.
Melalui tiktok sebenarnya kita bisa menghitung, seberapa banyak orang tua kurang pintar di Indonesia.
— Tunggal Pawestri (@tunggalp) July 3, 2018
Pertama, orang tua yang perbolehkan anaknya pakai hp tidak diawasi.
Kedua, orang tua di kementrian yang selalu cari cara mudah mengatasi persoalan.
Lalu kenapa Kominfo memblokir Tik Tok?
Begini jawaban Menkominfo Rudiantara melalui pesan singkatnya kepada Uzone.id,"Karena banyak konten negatifnya, khususnya buat anak-anak."
"Kami sudah menerima laporan lebih dari 2 ribu soal Tik Tok," Rudiantara melanjutkan.
Padahal internet, gadget dan sejenisnya adalah pisau bermata dua. Tergantung bagaimana pemakaiannya. Itulah kenapa, aplikasi media sosial membubuhkan batasan umur untuk penggunanya.
Jadi tiba-tiba ada anak masih piyik tiba-tiba main Tik Tok, Instagram atau pakai WhatsApp, orangtuanya tahu tidak? Kok tidak dilarang.
Bowo itu gak cuma pintar, tapi udah kuat mental. Buktinya netizen se-Indonesia raya mengecam alias membully-nya.
Lah anak umur se-Bowo, itu butuh dibimbing kalau salah, bukan dikecam.
Ini nih menurut gue kebiasaan orangtua zaman dulu, termasuk gue. Kalau anaknya jatuh kepentok meja, eh mejanya yang disalahin.
Pak Menteri, kalau kata orang dulu mah gini Pak.
— IG: @radenrauf (@radenrauf) July 3, 2018
Kalau kukunya panjang dan kotor, yang digunting itu kukunya, bukan dipotong tangannya.
Kalau konten di Tik Tok banyak negatif, ya disaring kontennya Pak, bukan dibuang Tik Toknya.
Pemikiran kayak gini, yang terjadi sama Kominfo. Tahu-tahu Tik Tok diblokir, karena dianggap memuat konten negatif dan berdampak buruk bagi anak-anak.
Halu pak, apa kabar Awkarin, Lucinta Luna dan Anya Geraldine di Instagram? Kok gak ditutup juga.
Kominfo ini kayak montir yang bermain slapstick di film komedi, terima bongkar gak terima pasang.
Tumblr dan Vimeo, itu sampai sekarang belum bisa dibuka loh, alias diblokir.
Gue ngga pake TikTok, tapi gue tahu platform ini bisa memicu kemampuan kreativitas dalam bidang audio visual buat orang awam. Dan seperti biasa, dua point ini selalu ada di Indonesia & selalu mematikan potensi kreativitas yg udah sempat tumbuh. https://t.co/iweM7oausV
— Pinot (@pinotski) July 3, 2018
Ya memang masih banyak anak berprestasi lebih kreatif dan baik dibanding Bowo, tapi tidak bisa dijadikan modal untuk menghukum Bowo dan Tik Tok.
Tik Tok ini hanya platform, loh, berbasis user generated content alias kontennya ya dari penggunanya juga.
Baca juga: Fenomena Bowo Alpenlieble
Bowo gak akan terkenal, kalau gak banyak yang nonton di Tik Tok. Sebaliknya, penonton Tik Tok juga bisa memilih mana tonton yang bermanfaat dan baik, kan?