10.500 Alfamart dan Alfamidi Pakai Internet of Things Tahun Depan
Perusahaan retail, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfa Group) mengadopsi teknologi dalam dua tahun terakhir, supaya bisnisnya tidak tergerus di tengah maraknya e-commerce. Tahun depan, 10.500 gerai Alfamart dan Alfamidi pun bakal dipasang perangkat Internet of Things (IoT).
Rinciannya, 10.000 di cabang Alfamart dan 500 Alfamidi. “Kalau tidak ikut mengembangkan bisnis (secara digital), tentu kami akan tertinggal," kata General Manager of Digital Business Alfamart Viendra Primadia di Jakarta, Jumat (8/11).Sejak Agustus lalu, 750 cabang Alfamart dan 10 Alfamidi sudah memakai perangkat berbasis IoT tersebut. Lokasinya berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Depok (Jabodetabek), Sidoarjo, Bali, dan Bandung.
Perangkat yang dipasang di ribuan gerai Alfamart dan Alfamidi itu berupa layar interaktif berbasis IoT. Untuk bisa menyediakan layanan ini, Alfa Group menggandeng perusahaan media placement, DAV.
"Kami harap penggunaannya (perangkat ini) bisa membuat segalanya lebih seamless dan konsumen bisa terpenuhi kebutuhannya dengan cepat," kata Viendra.
(Baca: Kuasai Saham Alfamidi, Laba AMRT Bisa Meroket)
General Manager DAV Hertha Joyce Agustine mengatakan, perangkat DAV 2.0 atas kemitraan dengan Alfa Group punya empat fitur utama. Pertama, Hot Deal yakni fitur informasi berbagai penawaran menarik bagi konsumen.
Kedua, Interaction Report yang dilengkapi teknologi pendeteksi wajah konsumen di depan layar. Lewat fitur ini, perusahaan bisa mendapat insight terkait pelanggan berupa gender, ekspresi, dan umur. "Membantu para pemegang merek mengenali konsumennya secara detail," katanya.
Ketiga, Customizable AR yakni fitur konten interaktif. Konsumen dapat menelusuri informasi seputar produk yang dituju lewat gim. "Ini bisa jadi bahan pertimbangan mereka sebelum melakukan pembelian dengan cara yang menyenangkan," kata dia.
Terakhir, Ease of Payment terkait pembayaran. Konsumen harus mempunya akun virtual terlebih dulu, lalu memindai kode Quick Respons (QR Code) untuk membayar secara tunai maupun non-tunai. " GoPay dan LinkAja sudah bisa, (melalui) OVO sebentar lagi," katanya.
(Baca: Berubah Jadi GrabKios, Warung Kudo Tawarkan Emas hingga Umrah)
Pemegang merek juga bisa menyediakan layanan Payment Point Online Bank (PPOB) melalui perangkat itu. Contoh layanan PPOB yakni tagihan, pulsa, paket data internet, token listrik, dan sebagainya.
Selain itu, pemegang merek bisa melayani pengiriman barang melalui layar interaktif tersebut. Namun, tetap harus bekerja sama dengan perusahaan logistik.
Perangkat ini memudahkan pemegang merk mengirim barang yang dibeli ke lokasi konsumen. "Tentunya, dikenakan biaya, (besarannya) seperti ekspedisi pengiriman pada umumnya," kata dia.
Hertha mengatakan, setelah Alfa Group, perusahaannya bakal bekerja sama dengan Kimia Farma. Perusahaan juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai sektor seperti koperasi, pesantren hingga warung.
DAV didirikan pada 2015 dan meluncurkan perangkat pertamanya, yakni DAV 1.0. Hingga saat ini, perangkat itu digunakan oleh beberapa perusahaan retail di sekitar 4 ribu titik Jabodetabek.
(Baca: Retail Offline Tutup Gerai, Marketplace Bahan Pangan Justru Menjamur)