Review Vivo X Fold3 Pro: Inovasinya Gak Tanggung-tanggung

pada 5 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id -Sebagai pengguna yang menjadikansmartphone‘satu layar’ sebagaidaily driver, jadi hal menarik bagi kami untuk menjajalfoldable phoneyang mengusung dua layar besar sepertiVivo X Fold3 Pro. Maklum, masih menempel stigma kalausmartphonelayar lipat itu cukup sulit dioperasikan dengan satu tangan dan memiliki bodinyabulkydan lebih tebal. 

Vivo X Fold3 Pro merupakanfoldable phonepertama yang dibawa Vivo ke Indonesia. Lewat seri ini, maka Vivo jadibrandketiga yang memboyongfoldable phonepremium secara resmi ke Indonesia, setelah Samsung dan Oppo. 

Bagaimana impresi kami menggunakan ponsel mahal seharga Rp26.999.000 ini? Berikutreviewlengkap Vivo X Fold3 Pro khas redaksi timUzone.id.

Form factorlebih tipis dari kompetitornya

Vivo X Fold3 Pro hilangkan anggapan negatif kami terhadapfoldable phoneyang punya dimensi lebih tebal. Sebab,form factoryang tipis dan ringan memang jadiselling pointdarismartphonesatu ini. 

Vivo X Fold3 Pro punya ketebalan bodi saat dilipat mencapai 11,2 mm, sementara saat dibuka menjadi 5,2 mm dengan bobot total 236 gram. Bahkan ketika dibuka, bodinya jauh lebih tipis dari iPhone 15 Pro Max. 

Bobotnya juga lebih ringan dari dua kompetitornya Oppo Find N3 dan Samsung Galaxy Z Fold5, hanya 236 gram. Beratnya malah mendekati ponsel-ponselflagshipseperti Samsung Galaxy S24 Ultra (232 gram) dan iPhone 15 Pro Max (221 gram). 

Berikut ini perbandingan ketipisan dan bobot Vivo X Fold3 Pro dengan dua kompetitor lainnya, Oppo Find N3 dan Samsung Galaxy Z Fold5 dan duasmartphone flagshipAndroid saat ini:

Vivo X Fold3 Pro

Oppo Find N3

Samsung Galaxy Z Fold5

Samsung Galaxy S24 Ultra

iPhone 15 Pro Max

236 gram

239 gram

253 gram

232 gram

221 gram

Unfolded: 160 x 142.4 x 5.2 mm

Folded: 160 x 72.6 x 11.2 mm

Unfolded: 153.4 x 143.1 x 5.8 mm

Folded: 153.4 x 73.3 x 11.7 mm

Unfolded: 154.9 x 129.9 x 6.1 mm

Folded: 154.9 x 67.1 x 13.4 mm

162.3 x 79 x 8.6 mm

159.9 x 76.7 x 8.3 mm

Kuat dan mewah

Gak mungkin juga HP yang harganya nyaris Rp30 juta dibuat sembarangan atau biasa saja. Vivo menyamakan tema desain pada X Series terbarunya, baik Vivo X100 Pro dan Vivo X Fold3 Pro, punya beberapa kesamaan.

Paling kentara adalah bodi berbahan dasar aluminium yang kokoh dan bingkai kamera berbentuk lingkaran, mirip seperti kamerapocket. Bentuk kamera melingkar ini menunjukkan sekali kemampuan kamera yang menjadi salah satu kelebihan Vivo X Fold3 Pro. 

Apalagi, ada logo Zeiss di kameranya, ‘kode keras’ sekali kalau sistem kamera Vivo X Fold3 Pro menggunakan lensa khusus rancangan Zeiss langsung.

Vivo X Fold3 Pro punya dua opsi warna, yakni Eclipse Black dan Solar White. Kedua warnanya berkesan mahal, sama-sama menampilkan tekstur matte yang halus di tangan, dan membuat ponsel nyaman dalam genggaman.

Cukupkah dengan kesan premium? Tentu tidak. Ponsel ini sangat kokoh berkat arsitektur Armor yang diusungnya. 

Namanya jugasmartphonelipat, tentu struktur engselnya harus kuat. Gak lucu juga kalau engselnya goyang atau bikin layar fleksibelnya rusak. 

Vivo X Fold3 Pro diperkuat Armor Feather, stuktur engsel berbahan dasar serat karbon yang bisa tahan hingga 500 ribu kali siklus lipatan. Kalau estimasi buka-tutup per harinya 100 kali, maka engselnya bisa bertahan lebih dari 13 tahun.

Ketahanan ini bukangimmickmarketing belaka, karena sudah disertifikasi langsung oleh TUV Rheinland. 

Berkat Armor Feather pula, ketika Vivo X Fold3 Pro dilipat, nyaris tak ada celah di antara layarnya. Begitu juga saat dibuka, jejak lipatannya terlihat landai atau hampir tak nampak. 

Dan, Vivo X Fold3 Pro juga sudah mengantongi rating IPX8 tahan air, walau tak ada jaminansmartphoneini akan tahan terhadap terpaan debu.

Suka dengan aspek rasiocover screen

Buat kami penggunasmartphone mainstream, sudah terbiasa dengan tampilan aplikasi pada layar beraspek rasio 20:9, 21:9, maksimal 22:9. Agak aneh rasanya kalau membuka aplikasi pada layar bagian luar ponsel lipat dengan aspek rasio yang memanjang, seperti Samsung Galaxy Z Fold5 yang mengusung layar 23,1:9.

UI aplikasi terlihat lebihcungkring, gak nyaman buat main game atau mengakses aplikasi umum, termasuk WhatsApp, Instagram, dan sebagainya. 

Vivo menghindari kekurangan tersebut.Cover screenVivo X Fold3 Pro dibuat dengan aspek rasio yang sama seperti ponsel Android pada umumnya, 21:9. Tampilannya jadi gak aneh,plusform factoryang tipis dan lumayan ringan, nyaman pakai ponsel ini untuk main game, ngetik Google Docs, buka WhatsApp atauscrollingInstagram dan TikTok, dan sebagainya.

Bicara spesifikasi layarnya, bagian depan Vivo X Fold3 Pro mengusung panel AMOLED Q9 Plus seluas 6,53 inci yang beresolusi 2.748 x 1.172 piksel. Dukunganrefresh ratetembus 120Hz yang adaptif, dan intensitas cahayanya juga tembus sampai 4.500 nits padapeak mode.

Di dalam, Vivo menyertakan panel AMOLED E7 berukuran 8,03 inci dengan resolusi 2.480 x 2.200 piksel. Kualitas warna dan detailnya top, layar ponsel ini punya intensitas cahayanya tembus 4.500 nits, sudah Dolby Vision, serta HDR10+. 

Layar yang mendekati ukuran tablet ini ngebantu banget buatmultitasking, apalagi kami sebagai jurnalis yang perlu menaikkan berita faktual secara online dalam waktu yang cepat. 

Layar sebelah kiri buka Google Docs, layar sebelah kanan membuka Gallery atau browser Google Chrome, dan catatan ditampilkan secarafloating windows. Semua aplikasi muat pada layar 8,03 inci ini. 

Menariknya, untuk membuka dua aplikasi secarasplit screendi layar utama Vivo X Fold3 Pro gak cumadrag & dropsaja. Tinggal tekuk ponsel dan buka lagi, otomatis aplikasi ditampilkan pada sisi kiri dan kanan bersamaan. 

Oiya, layar vivo X Fold3 Pro telah dilapisi dengan Armor Glass yang dirancang khusus untuk memastikan ketahanan layar terhadap tekanan kuat dan goresan yang dapat merusak perangkat.

AI didukung Gemini Pro, selamanya!

Sekarang eranya AI Phone, Vivo pun mengenalkan SmartFold AI pada Vivo X Fold3 Pro. SmartFold AI adalah hasil kolaborasi Vivo dengan Google untuk menyematkan model AIlarge language model(LLM) seperti Gemini Pro, Google Chirp 2.0, dan Google Lens. 

Gemini Pro, seperti kita tau, merupakan model AI yang juga digunakan oleh Galaxy AI pada Samsung Galaxy Z Fold5. Vivo memastikan, Gemini Pro bisa dipakai pengguna secara gratis tanpa batas waktu yang ditentukan. 

Sedangkan Google Chirp 2.0 merupakan model AI yang dapat mengenali ucapan dan mengkonversikannya ke dalam tulisan, dan Google Lens sendiri memungkinkan penggunanya untuk mencari info apapun langsung dari kamera ponselnya. 

Gabungan ketiga model AI tersebut, maka SmartFold AI mampu menggabungkan berbagai jenis informasi sekaligus, termasuk teks, kode, gambar, hingga suara, untuk memenuhi perintah ataupromptyang diberikan pengguna.

Kemampuannya lumayan lengkap. Kami bisa mengubah rekaman suara jadi tulisan dan dibuat kesimpulannya secara otomatis, ngebantu banget buat transkrip rekaman narasumber. 

Cuma ada kekurangan yang perlu ditingkatkan Vivo (mungkin) dalam pembaruan OS berikutnya. Aplikasi Recorder tak semaksimal Galaxy AI saat melakukan transkrip, ada beberapamissseperti kata atau kalimat yang tidak sesuai, sehingga perlure-checklagi. 

Merangkum catatan juga bisa, baik dari hasil transkrip atau catatan sendiri. Dan fitur lainnya adalah menerjemahkan bahasa asing, dimana SmartFold AI sudah mendukung bahasa Indonesia.

Kami menanti penambahan fitur lain di SmartFold AI. Dan tentu saja, kami berharap ada Circle to Search seperti Samsung Galaxy Z Fold5, Interpreter, atau bahkan fitur berbasis AI generated Content (AIGC), seperti pembuatan gambar dari teks, AI Wallpaper, dan sebagainya. 

Ngegasdengan Snapdragon 8 Gen 3

Vivo X Fold3 Pro jadismartphonelipat pertama di Indonesia dengan prosesor Snapdragon 8 Gen 3. Klaim ini didasarkan pada dua kompetitor lain, Samsung Galaxy Z Fold5 dan Oppo Find N3 yang masih ditenagai Snapdragon 8 Gen 2.

Dapur pacunya yang kencang, kian lengkap berkat RAM LPDDR5X 16 GB dengan memori penyimpanan UFS 4.0 512 GB. Bagaimana performanya? Berikut ini hasilbenchmarkingyang kami lakukan dengan AnTuTu v10, PCMark, dan 3DMark:

  • AnTuTu Benchmark v10: 2.058.783 poin
  • PCMark Work 3.0: 12.300 poin
  • 3DMark Wild Life Stress test: 15.543 poin (best loop, 7.656 poin (lowest loop)

Satu kata buat performa Vivo X Fold3 Pro saat mengetesnya di AnTuTu Benchmark, tercengang. Vivo X Fold3 Pro resmi jadi salah satusmartphonepaling kencang yang pernah kami gunakan dengan skor lebih dari 2 juta poin, setara lah dengan Asus ROG Phone 8.

Namun demikian, PCMark dan 3DMark menunjukkan kinerja yang naik-turun dari Vivo X Fold3 Pro. Stabilitasnya tak terlalu bagus, kurang dari 50 persen (tepatnya 49,3 persen) menurut 3DMark.

Untuk diketahui, 3DMark Wild Life Stress Test melakukan 20 kali pengujian yang sama secara simultan. Dan penurunan kinerja yang cukup signifikan terjadi padaloopke-4 dan ke-6, dan berangsur menurun hingga pengujian ke-20.

Performa yang turun signifikan ini terlihat juga pada frekuensiframe rateyang dicapai. Titik tertingginya 122 FPS, sementara level terendah berada pada 29 FPS. Adapun kenaikan suhunya juga lumayan meroket, dari 31 derajat Celcius ke 46 derajat Celcius.

Kencang tapi tidak stabil terlihat juga pada PCMark. Tercatat pada grafik, rerata kinerja yang dikeluarkan berada di rentang 40 sampai 60 persen. 

Kami sungguh mengapresiasi ketahanan baterai Vivo X Fold3 Pro. Ponsel ini ditopang baterai dengan kapasitas 5.700 mAh, baterai yang besar padaform factoryang terbilang tipis. 

Daya tahannya tembus belasan jam, padahal diuji menggunakan layar utamanya yang notabene membutuhkan lebih banyak daya. Tepatnya, ponsel ini bisa bertahan denganscreen on-timesampai 16 jam 33 menit pada pengujian PCMark Work 3.0 Battery Life. 

Bateraismartphoneini didukungfast charging100W denganwireless charging50W, fitur yang lagi-lagi spesial untuk sebuahfoldable phone. Adapun untuk kecepatannya, ngecas dari 8 persen sampai penuh cuma butuh waktu 42 menit saja. 

Sistem pengecasannya pintar, lantaran bisa menyesuaikan dengan kebiasaan kami sebagai pengguna ketika memakai ponsel. Kalau ingin lebih ngebut, bisa mengaktifkan fitur Fast Charging yang muncul pada menudrop downdi bar notifikasi.

Bikin ketagihan ambil fotoportrait

Vivo X Fold3 Pro punya spesifikasi kamera yang impresif dengan menghadirkan lensa periskop,pluscampur tangan Zeiss untuk meningkatkan kualitas gambarnya. 

Ada tiga kamera belakang yang dibawa Vivo X Fold3 Pro, kamera utama 50 MP bersensor Sony IMX920optical image stabilization(OIS), kemudiantelephotodengan persikop 64 MP yang juga didukung OIS dengan 3xoptical-zoom, serta kamera ultrawide 50 MP yang mendukungphase detection autofocus(PDAF).

Susunan kamera belakang ini diberikan lapisan T* Coating dari Zeiss. Lapisan tersebut membuat efek berbayang dan suar lensa atauflaredapat diminimalisir secara signifikan, sehingga gambar bisa lebih jernih. 

Di depan, ada kamera 32 MP padacover screendan 32 MP pada layar bagian dalamnya.

Bicara fiturnya, pengambilan gambarportraitjadi suguhan utama yang diberikan kamera Vivo X Fold3 Pro. Terdapat dua mode pengambilan gambarportrait, yakni mode Portrait untuk foto dan Cinematic Portrait untuk video.

Pada mode Portrait, ada 5 pilihanfocal lengthyang tersedia, yakni 24mm, 35mm, 50mm, 85mm, dan 100mm. Kami sendiri sering menggunakan 24mm sampai 50mm, lantaran perbesaran gambarnya masih optikal, tak mengurangi kualitas detailnya secara signifikan.

Efekblur-nya sudah khas Zeiss, ada Biotar, B-speed, Sonnar, Planar, Distagon, Cine-flare, dan Cinematic. 

Kalau Cinematic Portrait, perekaman video maksimal 4K atau 1080p pada 30 FPS dengan aspek rasio 16:9 yang memanjang, khas video sinematik.

Pada menu Photo, kalian bisa memilih salah satu dari tigatonewarna, yakni Vivid (default), Textured, dan Natural bawaan Zeiss. Sesuai namanya, mode Natural memberikan warna yang lebih pas dengan detail cenderung lebih tajam dari dua mode lainnya. 

Hanya, mode ini tak maksimal bila kalian kerap memotret pada kondisilow-light. Kualitas warnanya jadi kurang tajam, sedikit agak pucat malah. Disarankan untuk memilih Vivid untuk pemotretan malam.

Dan beralih ke video, perekaman maksimal bisa 8K pada 30 FPS atau 4K/1080p pada 60 FPS. OIS aktif pada kamera utama dantelephoto, dan bisa mengaktifkan Ultra Stabilization pada resolusi maksimal 1080p di 60 FPS. 

Berikut beberapa hasil gambar yang kami ambil menggunakan Vivo X Fold3 Pro:

Kesimpulan

Sebagai debutan di segmenfoldable phoneIndonesia, Vivo langsung ‘main serius’ lewat Vivo X Fold3 Pro. Gak menyertakan teknologi yang tangguh, semua inovasi yang dihadirkannya terasa totalitasnya.

Dari desain denganbuilt qualityterjamin, visual yang nyaman buat kami yang terbiasa dengansmartphone mainstream, sistem AI yang mumpuni, dapur pacu yang tak kira-kira kencangnya, dan sistem kamera yang ajib dengan konfigurasimulti-angleyang berkualitas tinggi. 

Untuk harganya Rp26,9 jutaan, cara yang bagus dari Vivo untuk ‘curi start’ dari Samsung yang bakalan menghadirkan Samsung Galaxy Z Fold6 di pasaran global (tak terkecuali Indonesia) sebentar lagi.