Diresmikan Khofifah, e-Warong Akan Dihapus Risma
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Foto: Instagram @kemensosri)
Uzone.id - Khofifah Indah Parawangsa, sempat meresmikan keberadaan Elektronik Warung Gotong Royong (e-Warong) di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya Bintaran Kidul, Mergangsan, Yogyakarta, pada 26 Agustus 2016.Keberadaan e-Warong merupakan gagasan Kementerian Sosial untuk mempermudah penyaluran dana bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH).
Dengan konsep non-tunai. penyaluran bantuan dari pemerintah ke masyarakat yang berhak akan lebih tepat waktu dan efisien.
Khofifah mengatakan saat itu bahwa keberadaan e-Warong akan mempercepat pengentasan kemiskinan. Untuk sementara, konsumen di e- Warong adalah pemegang kartu penerima raskin, PKH dan penerima subsidi gas elpiji 3 kg.
"Sangat banyak hal yang bisa dilakukan efisiensi karena transfer dari Kemensos atau kementerian lain yang akan gunakan kartu keluarga sejahtera ini zero cost, transaksi dari masyarakat juga zero cost, jadi semuanya win win profit," kata Khofifah, yang kini menjabat Gubernur Jawa Timur.
BACA JUGA: Eks Menkeu AS: Mata Uang Kripto Bisa Jadi Emas Digital
Namun, e-Warong kini terancam dihapus oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini. e-Warong sendiri dipercaya pemerintah untuk menjadi lokasi pembelian bahan pangan pokok untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial.
Menteri yang akrab disapa Risma itu merasa kecewa setelah menemukan harga bahan pangan di e-Warong terlampau mahal jika dibandingkan dengan harga di warung konvensional.
Menurut Risma, e-warong bisa mengerek harga tinggi karena keberadaannya masih jarang sehingga memainkan harga untuk KPM.
Risma mengaku sudah beberapa kali menemukan kasus e-Warong menjual harga pangan begitu tinggi.
Salah satu temuan itu disaksikan langsung oleh Risma saat berkunjung e-Warong di Solo. Menurutnya, harga telur 1 kilogram di e-Warong teserbut dihargai Rp27.000 dengan alasan harga dari pemasok sudah tinggi.
Padahal, kata Risma, harga telur di warung terdekat harganya cuma Rp18.500 per kilogram.
Ketika penjual ditanyai alasan tingginya harga telur, penjual mengaku harga dari pemasok sudah tinggi. Namun, saat Risma mengecek harga telur di warung terdekat, komoditas pangan tersebut hanya dibanderol Rp18.500 per kilogram.
“Saya juga mohon izin, untuk e-Warong, itu akan saya hapus,” ungkap Risma berbicara di depan Komisi VIII DPR RI, Senin (24/5/2021).
Jika nanti sudah menghapus e-Warong, kata Risma, pihaknya akan mengganti dengan aplikasi yang bisa terhubung ke Kemensos.
"Jadi nanti kita lagi siapkan e-Warong siapapun bisa menjadi tempat membeli dia. Kita lagi siapkan aplikasinya dengan handphone saja nanti. Jadi penjual tinggal klik-klik, kemudian report itu masuk ke kita," ujar Risma.