Review Xiaomi 12 Lite: Masih Mending Poco F4
Uzone.id - Sudah jadi kebiasaan Xiaomi untuk menghadirkan versi ‘Lite’ dari ponsel flagship-nya. Model flagship tahun ini yang diperkenalkan perusahaan asal China itu adalah Xiaomi 12 dan 12 Pro, beberapa bulan berselang lahirlah Xiaomi 12 Lite yang jadi versi dengan spesifikasi terendah dan harga yang lebih murah.
Tapi baru kali ini, kami merasa Xiaomi 12 Lite tak sesuai harapan kami. Untuk harga Rp5,7 jutaan, memang Xiaomi 12 Lite lebih terjangkau ketimbang Xiaomi 12 bahkan Xiaomi 12 Pro.Namun melihat spesifikasi, fitur sampai kenyamanan yang ditawarkannya, rasanya kami mending beralih ke ponsel Poco F4 atau Realme GT Neo 3T yang dijual dengan rentang harga cukup mirip.
Tentu ada alasan mengapa kami mengatakan hal tersebut. Nah untuk lebih jelasnya, sebaiknya kalian simak saja review lengkap Xiaomi 12 Lite berikut ini.
Baca juga: Review Lengkap Poco F4
Harus diakui, desainnya cantik
Dari semua smartphone kelas menengah terbaru besutan Xiaomi di tahun ini, Xiaomi 12 Lite adalah yang paling cantik. Smartphone ini ramping, ringan, dan punya balutan warna gradasi dengan tekstur matte halus yang menarik perhatian siapapun yang melihatnya.
Secara dimensi, bobotnya cuma 173 gram saja dengan profil bodi yang agak tipis mencapai 7,29 mm. Bingkai bodinya terbuat dari bahan plastik, sementara bodi belakangnya menggunakan panel kaca tanpa lapisan pelindung seperti Gorilla Glass.
Kendati begitu, bodi ini dilapisi beberapa warna yang sungguh ciamik. Salah satu varian warna Xiaomi 12 Lite yang telah kami review adalah Pink yang punya efek gradasi indah ketika terkena paparan cahaya lampu atau matahari.
Gradasi warnanya bervariasi, kadang ungu, pink, ada warna biru, sedikit hijau dan oranye, banyak banget lah. Selama kami memakainya pun, tak pernah terlintas untuk menggunakan softcase bawaan yang ada di paket pembelian atau casing model lainnya.
“Biarkan warnanya terpancar tanpa terhalang apapun,” pikir kami saat menggunakannya.
Meski bodinya kaca, tapi berkat AG Glass yang digunakan ponsel ini, membuatnya anti jejak sidik jari yang sering bikin bodi terlihat kotor. Trik yang bagus dari Xiaomi agar desain cantik Xiaomi 12 Lite tak akan berkurang walau terus-menerus digenggam oleh pengguna.
Baca juga: Poco F4 vs Realme GT Neo 3T
Bodi flat, gak nyaman digenggam
Seperti yang kami bilang sebelumnya, bingkai bodi smartphone ini datar alias flat dan terbuat dari material plastik. Secara build quality, tentu saja lebih ringkih kalau dibandingkan dengan frame aluminium dari Xiaomi 12 dan 12 Pro.
Tapi kami yakin, material yang dipakai Xiaomi gak kaleng-kaleng. Terbukti, bodinya terasa solid dan tak kopong, seperti smartphone kelas menengah lain yang sama-sama terbuat dari bahan plastik alias polikarbonat.
Hanya saja, ada beberapa kekurangan yang kami rasakan dari konsep desain Xiaomi 12 Lite. Pertama, smartphone ini gak nyaman digenggam. Bodi belakangnya terasa tajam gegara tidak ada lekukan pada tepian bodi.
Feel-nya beda banget dengan menggenggam Xiaomi 12 yang kompak ataupun Xiaomi 12 Pro yang lebih besar, lantaran kedua smartphone itu memiliki tepian bodi yang melengkung dan halus.
Kedua, gak ada lapisan kaca pelindung pada bodi belakang. Oke, AG Glass anti jejak sidik jari, tapi apakah anti terhadap goresan halus? Memang, selama kami memakainya bodi smartphone ini aman-aman saja dari goresan. Tapi bagaimana dengan pemakaian jangka panjang?
Well, Xiaomi seharusnya mendengarkan keluhan ini dan semoga saja versi ‘Lite’ yang berikutnya sudah dikasih lapisan kaca pelindung untuk mengamankan bodi kaca nan cantik pada smartphone.
Baca juga: Review Poco F4 GT
Sudah IP53!
Rating IP53 tahan percikan air dan debu patut untuk diapresiasi. Walau tak sepenuhnya bisa tahan kalau dicemplungkan ke dalam air, tapi setidaknya smartphone ini masih aman-aman saja saat terkena air hujan, ketumpahan air minum dan skenario terkait air lainnya.
Jujur, selama dua minggu menggunakannya sebagai daily driver untuk kebutuhan review, Xiaomi 12 Lite ini beberapa kali kehujanan dan ketumpahan air. Hasilnya aman-aman saja, gak ada error atau masalah berarti yang kami alami.
Sedikit membahas tiap sisinya, di bagian atas terdapat IR blaster, lubang speaker sekunder dan mikrofon. Di kanan, terletak tombol volume dan power, sementara di kiri dibiarkan kosong melompong. Sedangkan di kanan, tersedia slot dual SIM tanpa dukungan microSD, USB-C, mikrofon dan speaker utama.
Layarnya hebat
‘Theater in your pocket’, tagline Xiaomi yang relate banget dengan kualitas layar Xiaomi 12 Lite. Smartphone ini punya panel OLED berukuran 6,55 inci dengan kedalaman warna 12-bit atau 68 miliar warna!
Layar datarnya juga terbilang bezel-less dengan bingkai di setiap sisinya nyaris simetris, terutama di bagian bawah yang juga sangat tipis. Belum lagi, layar ini sudah mendukung in-display fingerprint yang responnya juga cepat.
Layar Xiaomi 12 Lite punya resolusi Full HD+, refresh rate sampai 120Hz, dukungan HDR10+ dan Dolby Vision, sehingga bikin kemampuan visualnya jempolan. Nonton film Netflix atau Disney Hotstar di resolusi tertinggi, memutar video YouTube dengan kualitas HDR aktif, benar-benar memanjakan mata.
Warnanya begitu tajam dengan detail yang menakjubkan. Biar makin oke kualitasnya, Xiaomi menghadirkan fitur Color Scheme dengan empat mode warna yang bisa dipilih.
Secara default, warna Vivid dipilih oleh sistem. Namun kalian bisa mencoba Saturated yang bikin warna makin keluar, Original Color yang terlihat natural, sampai pengaturan manual dengan menyesuaikan warna gamut sendiri.
Kualitas layar yang ajib, tapi tak ditunjang oleh kemampuan speaker-nya. Kualitas audio dari Xiaomi 12 Lite tergolong biasa saja dan cenderung medioker.
Keluaran suara dominan di speaker bagian bawah, sementara di atas cuma pendamping saja. Alih-alih keluar dari lubang speaker di atas, suara justru keluar dari earpiece.
Hmmm, gimmick kah? Tidak juga, kisi-kisi speaker di bagian atas sebenarnya berfungsi sebagai ruang gema.
Baca juga: Rekomendasi 10 Smartphone 5G Murah di Indonesia
MIUI 13 yang bebas dari iklan
Di sini perbedaan signifikan dari Xiaomi 12 Lite dan Poco F4. Meski sama-sama pakai MIUI 13, tapi sistem operasi berbasis Android 12 di Xiaomi 12 Lite bebas dari iklan. Di review sebelumnya, kami cukup kecewa dengan banyaknya iklan ditaruh pada aplikasi bawaan MIUI 13.
Secara fungsi sih sama ya. MIUI 13 terasa lebih smooth ketimbang MIUI 12 ataupun MIUI 12.5, lantaran memiliki manajemen RAM yang lebih ‘sadis’.
Yup, kalau kalian buka Recent Apps terus melakukan pembebasan RAM, aplikasi yang tak dikunci benar-benar di-Force Close oleh MIUI 13. Alhasil, perlu buka aplikasi yang tertutup lagi agar notifikasi bisa masuk kembali.
Masih sama, MIUI 13 juga membagi bar notifikasi dan Control Center yang dibuat seolah mirip iOS terbaru. Namun pengguna pun bisa mengganti Control Center tersebut dengan bar notifikasi lawas yang menggabungkan pengaturan dengan notifikasi dalam satu bar.
Sisanya, lantaran berbasis Android 12, MIUI 13 memiliki sistem keamanan dan privasi yang jempolan. Aplikasi yang mengakses kamera dan mikrofon, akan terlihat langsung di dalam dashboard.
Kalau ada aplikasi yang menggunakan kamera ataupun mikrofon, tampak pula ikon hijau di sudut layar untuk memberitahukan pengguna. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga kalau ada aplikasi nakal yang ngintip segala aktivitas pengguna.
Performa medioker, tapi asyik buat nge-game
Baru kali ini, kami lumayan tak tertarik dengan smartphone kelas menengahnya Xiaomi. Biasanya, ponsel Xiaomi di range ini punya spesifikasi jempolan dengan harga yang terbilang murah.
Contohlah Redmi Note Series yang bertahun-tahun selalu jadi seri killer andalan Xiaomi di kelas menengah. Tapi Xiaomi 12 Lite, kok rasanya mending Poco F4 ya?
Di rentang harga yang sama, jenis prosesornya cukup jauh gap-nya. Xiaomi 12 Lite ditenagai Snapdragon 778G, sementara Poco F4 yang harganya lebih murah malah ditenagai Snapdragon 870 yang kencangnya di luar nalar untuk smartphone kelas menengah.
Prosesor ini memang gak bisa dibilang lemot juga kok, karena dibuat dengan arsitektur 6nm TSMC dengan tiga kluster CPU. 1-core Cortex A78 Prime memiliki kecepatan 2,4 GHz maksimal, 3-core Cortex A78 Gold bertenaga 2,4 GHz juga, dan 4-core Cortex A55 sebagai efficiency core-nya punya clock-speed 1,8 GHz.
Prosesor ini dipadukan dengan RAM 8 GB yang masih LPDDR4X dan memori penyimpanan 256 GB yang juga masih UFS 2.2, Adapun RAM-nya bisa ditambah secara otomatis by system sebesar 3 GB lewat fitur Memory Expansion.
Baca juga: 5 Upgrade dan Kelebihan yang Dibawa Samsung Galaxy Z Flip4
Kami menguji kemampuannya dengan aplikasi AnTuTu Benchmark. Skor yang kami dapatkan 510 ribu poin, jauh tertinggal ketimbang Poco F4 yang mencetak skor 681 ribuan poin. See? Jauh banget kan bedanya, Uzoners?
Menarik ketika menguji kebolehannya dengan PCMark. Skornya memang lebih baik dengan nilai 12.388 poin. Namun yang kami sorot di sini, kinerja Snapdragon 778G cenderung lebih stabil dan tidak naik turun seperti Snapdragon 870 pada Poco F4.
Tugas ringan seperti writing berada pada clock-speed rendah, sementara pekerjaan berat seperti editing berada pada kecepatan yang tinggi. Pantas saja, daya tahan baterai 4.300 mAh pada smartphone ini panjang banget.
Dari pengujian kami dengan Work 3.0 Battery Life, didapatkan waktu screen on-time selama 13 jam 38 menit dengan baterai tersisa 9 persen. Adapun untuk pemakaian real-life, ngecas ponsel ini pada pagi hari masih tersisa 15 persen saat malam hari tiba.
Berkaitan dengan pengisian daya baterai, fast charging 67W emang bikin proses ngecas lebih singkat. Kurang dari sejam atau tepatnya 55 menit saja waktu yang dihabiskan untuk mengisi daya baterai dari 1 persen sampai penuh.
Padahal, selama proses charging berlangsung, ponsel tetap terhubung ke jaringan seluler dan WiFi. Layar pun dibiarkan aktif dengan intensitas cahaya 50 persen (fitur adaptive brightness dinonaktifkan).
Hasil benchmark di AnTuTu memang cukup mengecewakan, jika dibandingkan dengan ‘saudara’-nya Poco F4 yang bahkan dijual dengan harga lebih murah. Namun harus diakui, performa gaming dari prosesor Snapdragon 778G ini memang sudah andal untuk bermain game apapun yang tersedia di Android.
Baca juga: Rekomendasi Smartphone Murah untuk Gaming
Main game AAA di Android seperti Call of Duty Mobile (CODM), bisa diset pada grafis Very High - Max dengan mode Performance yang diaktifkan agar refresh rate 120Hz pada layar juga aktif.
60 FPS rata bisa kami dapati saat bermain game ini. Walau tak dilengkapi sistem pendingin yang proper, main game selama 30 menit tak membuat ponsel ini overheat. Rasa hangat yang wajar memang ada, tapi tidak membuat kami merasa terganggu akan hal itu.
Performanya pun tetap stabil, terbukti karena tak ada penurunan FPS signifikan selama kami bermain game. Snapdragon 778G memang andal soal efisiensi daya dan performa, apalagi prosesor ini pun tak menuntut sistem pendingin yang wah agar tak terjadi overheat. Sungguh berbeda dengan Snapdragon 800 Series yang membutuhkan cooling system terbaik.
Kamera 108MP yang ciamik
Salah satu daya tarik utama dari Xiaomi 12 Lite adalah kamera utama 108MP. Xiaomi sih mengklaim, kalau kamera dengan sensor Samsung ISOCELL HM2 itu memberikan kualitas ‘studio-level’ kepada pengguna.
Klaim Xiaomi ada benarnya, sebab kualitas kamera utama Xiaomi 12 Lite memang bagus. Kamera ini punya bukaan lensa f/1.9 yang lebar dan sensitif terhadap cahaya, ditambah dengan skema pengambilan gambar 9-in-1 pixel binning yang menghasilkan resolusi gambar 12MP.
Foto yang dihasilkannya memiliki ketajaman detail yang bagus, warna yang sedikit dramatis, dan minim noise. Memotret di kondisi cahaya redup pun, kamera ini memberikan foto dengan kualitas warna dan kontras yang pas.
Didukung dengan AI atau kecerdasan buatan plus fitur Auto HDR, memotret dengan menghadap sinar matahari masih bisa diatasi dengan baik oleh kamera ini. Hasilnya tak jadi backlight atau malah over brightness, tapi terlihat vivid dan dengan detail yang tinggi.
Kamera ultra wide 8MP juga memberikan hasil yang sangat baik. Produksi warnanya menakjubkan, walau soal detail masih kalah jauh ketimbang kamera utama.
Warna yang dihasilkan kamera ini terasa lebih tajam ketimbang kamera utama. Sama halnya, memotret dengan menghadap cahaya secara langsung juga bukan masalah berat bagi kamera ini, hasilnya pasti bagus kok.
Baca juga: Foto Samsung Galaxy Z Flip4 yang Bikin ARMY Tergoda
Makro sih yang jadi pertanyaan. Kenapa kamera ini harus selalu ada? Apakah buat gimmick semata agar terlihat menonjol dengan tiga kamera atau memang ada fungsi sesungguhnya?
Sebab, ribet banget mengambil objek dari jarak dekat apalagi tanpa bantuan tripod. Kamera makro smartphone ini gak ngedukung autofokus dan jarak terdekat yang bisa diambilnya adalah 4cm. Kalau mau mengambil foto dari jarak dekat, pastikan juga tangan kalian stabil. Kalau gak, fotonya bakal buyar dan buram atau noise dimana-mana.
Kamera selfie 32MP Xiaomi 12 Lite menghasilkan foto yang bagus dengan detail yang juga tajam. AI pada kamera gak berusaha untuk menghaluskan wajah, melainkan berusaha untuk memaksimalkan warna pada foreground maupun background.
Buat penyuka swafoto, kamera ini memang memuaskan hasilnya. Selfie di kondisi cahaya temaram pun bukan jadi masalah, lantaran ada dua LED flash di sisi kiri dan kanan atas layar yang siap membantu pencahayaan.
Satu kekurangan dari Xiaomi 12 Lite, gak ada OIS atau optical image stabilization. Beda dengan Poco F4 yang justru disematkan fitur canggih untuk penstabil gambar.
Hasil foto:
Kesimpulan
Kalau sudut pandangnya harga, Xiaomi 12 Lite memang tak menarik untuk dilirik. Kami lebih memilih saudaranya, Poco F4 atau kompetitor Realme GT Neo 3T yang memikat dari soal harga hingga spesifikasi yang ditawarkannya.
Agak jarang melihat Xiaomi terasa lebih mahal ketimbang seri smartphone lain di kelas yang sama, dan Xiaomi 12 Lite jadi salah satunya. Belum lagi banyak banget yang dikorting dari Xiaomi 12 atau 12 Pro demi menekan harga menjadi Rp5,7 jutaan.
Dapur pacu gak usah ditanya lagi deh, Snapdragon 778G kelasnya sangat jauh dari Snapdragon 8 Gen 1 pada Xiaomi 12 atau Snapdragon 870 di Poco F4. Apalagi RAM-nya yang masih LPDDR4X dan memori penyimpanan UFS 2.2 yang sudah ketinggalan zaman.
Tapi kalau dilihat dari kemampuannya serta fitur yang ditawarkannya, Xiaomi 12 Lite gak boleh dipandang sebelah mata. Desainnya cantik, itu harus diakui. Apalagi bodinya yang ringan dan tipis, jadi nilai plus dari smartphone ini.
Baca juga: Harga Samsung Galaxy Z Flip4 di Indonesia Lebih Murah dari Z Flip3
Kualitas layarnya pun menakjubkan. Panel OLED 12-bit dengan dukungan HDR10+ dan Dolby Vision sudah pasti memuaskan mata penggunanya, apalagi buat penikmat film streaming yang biasanya mengatur resolusi ke tingkat tertinggi.
Snapdragon 778G pada smartphone ini sebenarnya gak lemot-lemot amat. Malah, prosesor ini kami rasa jadi pilihan yang pas buat Xiaomi 12 Lite yang memang tak ditujukan buat heavy user, seperti gamer misalnya.
Performa chipset Qualcomm itu lebih all-rounder, kencang tapi punya efisiensi daya yang bagus. Ditambah lagi dengan MIUI 13 yang smooth, user experience pasti tak akan mengecewakan.
Kamera utama 108MP juga jadi nilai tambah dari Xiaomi 12 Lite. Kalau head to head dengan Poco F4, detailnya memang lebih cakep smartphone ini. Cuma sayangnya, gak ada dukungan OIS saja pada Xiaomi 12 Lite.