Dalam Top 100 Asia-Pacific Women-Powered, High-Growth Businesses versi JP Morgan, terdapat nama-nama perempuan Indonesia berkat kontribusi mereka terhadap startup masing-masing.
Tessa dinilai berhasil membesarkan kontribusi besar untuk Xendit sebagai startup teknologi finansial yang merevolusi infrastruktur pembayaran digital di Asia Tenggara. Lebih dari itu, Tessa juga menjadi satu dari sedikitnya Co-Founder perempuan yang sukses membawa startup-nya meraih status unicorn.
Sebelum kasus JP Morgan dan Frank, ada salah satu skandal penipuan startup yang sebelumnya sukses mengguncangkan Silicon Valley, yakni Theranos Scandal.
Ialah Charlie Javice, founder startup Frank yang berani-beraninya menipu JP Morgan dengan cara memalsukan data customer sebanyak 4 juta identitas. Siapa Charlie Javice sebenarnya?
Kebohongan startup Frank mulai tercium JP Morgan ketika perusahaan hendak mengirimkan email marketing ke pelanggan Frank. Ternyata, sekitar 70 persen email tersebut tidak terkirim karena email yang dimasukkan tidak benar.
JP Morgan yang mengakuisisi startup Frank dengan harga USD175 miliar atau sekitar Rp2,6 triliun merasa ditipu karena sang founder menggunakan data palsu untuk meyakinkan sang investor.
JP Morgan Chase, mengklaim tren baru kalau Bitcoin ternyata lebih disukai anak-anak muda milenial untuk berinvestasi, ketimbang emas.
Persiapan MotoGP India Amburadul, Espargaro Tetap Pede Semua Akan Aman
48 Tahun Polytron: dari TV Hitam Putih ke Inovasi Serba Canggih
VIDEO: Hands-on Asus Zenfone 10, Si Mungil Tenaga Gokil!
American Honda Motor Collection Hall Resmi Dibuka, Ada Apa Aja?
Siasat TikTok Biar Pengguna Tak Kegocek Konten Bikinan AI
Alva Bakal Punya Motor Listrik Entry Level Seharga Honda BeAT?
Chery Tambah 2 Diler di BSD dan Pondok Indah
Setelah OJK, Menkominfo Bakal Surati Operator buat Basmi Judi Online
Heboh TikTok Shop: Mari Belajar dari Kontroversi Ojol dan Taksi Online
Bukan Rangka eSAF, Skuter Listrik Honda ini Beneran Bisa Dilipat