Instagram dan Facebook kembali menjadi perhatian setelah belasan negara menuduh dua media sosial ini membahayakan kondisi anak-anak muda. Tuduhan ini dilaporkan ke pengadilan federal California, dimana menyebut kalau Meta dinilai berkontribusi pada krisis kesehatan mental dari anak-anak remaja.
Tak tanggung-tanggung, denda kali ini malah memecahkan rekor soal pelanggaran data pribadi pengguna di bawah UU Uni Eropa. Denda ini juga menambah daftar panjang catatan buruk Meta soal penyalahgunaan data pengguna platform mereka.
Tak hanya menghabiskan waktu sambil scroll dan stalking sana sini, Facebook, Instagram hingga WhatsApp bisa digunakan dengan cara yang lebih bermanfaat. Lewat kampanya #BerbagiKebaikan, Meta mengajak orang-orang di Indonesia berbagi kebaikan di platformnya.
Masih ingat skandal Cambridge Analytica? Induk perusahaan Facebook, Meta, harus membayar ganti rugi sebesar USD725 juta atau sekitar Rp11 triliun sebagai uang ‘damai’.
di 2023, Meta akan berfokus pada 3 hal utama, yaitu membantu pelaku bisnis, serangkaian kemitraan dan program, serta mendorong tren dan inspirasi menggunakan platform-platform Meta.
Kabar pemangkasan ini sudah beredar semenjak bulan lalu dan dieksekusi pada Rabu, (09/11). Dalam sebuah surat, Zuckerberg berbagi kabar ini kepada seluruh karyawannya.
Anggap saja, ada 17 ribu artikel baru yang ditambahkan di Wikipedia setiap bulan, itu pun belum termasuk proses modifikasi agar informasi yang diberikan terus up to date. Hal ini memerlukan akurasi dan Meta kepincut untuk memberikan upgrade melalui AI.
Dilihat dari popularitas TikTok yang masih belum tergantikan, Mark Zuckerberg dan eksekutif Meta lainnya mengungkapkan bahwa bersaing dengan TikTok adalah prioritas utama mereka.
Saham Meta anjlok hingga kehilangan lebih dari USD250 miliar.
Penurunan pengguna Facebook juga kabarnya merupakan cerminan dari kurangnya relevansi Facebook bagi kaum muda. Yang artinya, bagi kaum-kaum milenial sekarang, Facebook kurang menarik untuk dimainkan.
Meta atau Facebook kembali menghadapi tuntutan karena dugaan penyalahgunaan data pribadi dari 44 juta penggunanya di Inggris.
Kalau mendengar enkripsi end-to-end kayaknya cukup melegakan karena dianggap lebih aman. Tapi, belakangan hal ini dinilai berdampak buruk juga.
Fitur-fitur Huawei Band 9, Cocok Buat Kalian yang Hobi Renang
Rookie MotoGP Pedro Acosta Bikin Bos Ducati Kewalahan, Ini Alasannya
Suzuki Mau Tambah Produk Mobil Hybrid di Indonesia?
Vespa World Days 2024 Digelar di Italia, Indonesia Ikut Hadir!
Kembaran Poco F6 Dirilis, Harganya Mulai Rp4,4 Jutaan
Honda Kenalkan Mobil Listrik Baru di China Ketimbang Indonesia
Fitur Filter Chat WhatsApp Bakal Pisahkan Chat yang Belum Dibaca Nih
Toyota Fortuner Hybrid Diluncurkan, Makin Badak Makin Irit
Apa itu RAM Virtual, Beneran Dongkrak Performa Smartphone?
Nostalgia dengan Toyota Starlet yang Akan ‘Disulap’ jadi Mobil Listrik
TikTok Notes, Aplikasi Baru Saingan Instagram Tapi Mirip Pinterest