Sponsored
Home
/
Travel

Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto Jadi Warisan Dunia UNESCO

Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto Jadi Warisan Dunia UNESCO
Preview
Birgitta Ajeng09 July 2019
Bagikan :

Kawasan Tambang Ombilin Sawahlunto (Foto: Instagram @exploresawahlunto)

Uzone.id - Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto, ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Hal ini diumumkan di Pertemuan Komite Warisan Dunia, Kota Baku, Azerbaijan, pada Sabtu (6/7).

Menurut siaran pers dari Sekretariat Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, pada 2019, ada 36 situs yang dinominasikan masuk dalam Daftar Warisan Dunia, dan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto menjadi salah satunya.

Di Sumatera Barat, kota Sawahlunto—yang berjarak 95 kilometer dari Kota Padang—masih berdiri kokoh sisa-sisa industri pertambangan batubara di era kolonialisme.

Baca juga: Gak Cuma Jadi Gembel, Ada Turis Rusia Menyamar Pemandu Wisata di Bali

Menjadi bagian dari sejarah dan perkembangan kebudayaan di Sumatera Barat, Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto dianggap memenuhi kriteria internasional untuk menjadi warisan dunia.

View this post on Instagram

A post shared by Lizy Marchelina (@lizymarchelina) on

Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyatakan, warisan dunia ini perlu sama-sama dipelihara dan dijaga untuk mendatangkan kebaikan bersama.

Irwan juga mengharapkan, dengan adanya warisan dunia di Sumatera Barat ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata berkelanjutan.

Baca juga: Song Hye Kyo dan Song Joong Ki Cerai, Objek Wisata Mereka Tetap Ada

Hingga saat ini Indonesia telah memiliki total 9 Warisan Dunia. Lima pada kategori Warisan Budaya, yaitu Kompleks Candi Borobudur (1991), Kompleks Candi Prambanan (1991), Situs Manusia Purba Sangiran (1996), Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi dari Filosofi Tri Hita Karana (2012), dan Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (2019).

Adapun pada kategori Warisan Alam terdapat empat warisan, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon (1991), Taman Nasional Komodo (1991), Taman Nasional Lorentz (1999), dan Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004).

populerRelated Article