Valuasi Pasar AR/VR Capai Rp5.274 Triliun di 2021
Uzone.id - Dulu perangkat virtual reality (VR), Augmented Reality (AR), smartwatch, dan asisten digital hanya bisa ditemui dalam sebuah film fiksi sains. Kini siapa sangka, perangkat-perangkat tersebut sudah banyak beredar secara massal. Bahkan kini valuasinya mencapai USD369,6 miliar di akhir 2021.
Setidaknya itu yang tertuang dalam data yang dipaparkan oleh International Data Corporation (IDC). Perusahaan riset global itu memprediksi di akhir 2021, pasar perangkat-perangkat tersebut jika disatukan akan mencapai nilai USD369,6 miliar atau setara dengan Rp5.274 triliun.Baca juga: Cara Update ke Windows 11
Angka itu, menurut IDC, seperti dikutip dari Arstechnica, Selasa, 5 Oktober 2021, diperkirakan akan bertambah lebih besar lagi dalam kurun empat tahun ke depan. IDC menyebut pada 2025 total pertumbuhan perangkat digital tersebut mencapai angka USD524,9 miliar.
IDC memprediksi di antara empat perangkat (AR/VR, wearable, dan smart home) itu, VR dan AR akan menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar ketimbang dua segmen lainnya karena AR dan VR dibutuhkan oleh konsumen, tidak hanya personal dari perusahaan.
Baca juga: Facebook, Instagram, WhatsApp dan Messenger Kembali Normal
"Gabungan AR dan VR akan menunjukkan pertumbuhan CAGR sampai 67,9 persen dari 2020 sampai 2025. Ini merupakan pertumbuhan sampai 10 kali lipat dibanding segmen smart home, yang dipercaya tumbuh 10,1 persen.
Teknologi smart home, menurut IDC juga akan menjadi pasar yang cukup bernilai, dengan prediksi pada 2025 nilainya mencapai USD400,3 miliar. Kontribusi paling besar akan diberikan oleh penjualan smartTV, streaming players dan perangkat entertainment lainnya yang terkoneksi. Pada 2025, semua itu mewakili pertumbuhan USD229 miliar.
"Keunikan dan kualitas set data akan semakin menentukan nilai potensial dari vendor smart home. Wearable untuk telinga (earbuds, dll) dan jam tangan pintar diharapkan menjadi pendorong pasar perangkat yang dapat dikenakan selama periode lima tahun ini. Namun tingkat pertumbuhannya paling lambat di antara tiga kategori, meskipun dinilai lebih tinggi daripada pasar AR dan VR pada tahun 2021 dan 2025," ujar Adam Wright, analis dan periset dari IDC.