Review: Ketika Aksi Jason Statham vs Hiu Purba ala ‘The Meg’ Bikin Terharu
-
Uzone.id -- Di era modern seperti sekarang lagi-lagi manusia berhadapan dengan makhluk prasejarah yang ukurannya maha besar. Tapi kali ini bukan dinosaurus seperti yang sering kita saksikan. Ini adalah megalodon.
Megalodon adalah hiu raksasa yang hidup di zaman purbakala. Ukurannya bisa mencapai 22 meter. Kalau biasa melihat paus orca atau paus bungkuk yang badannya tampak begitu besar, itu belum ada apa-apanya.Semua berawal ketika tim peneliti dan penyelam tinggal di fasilitas canggih bawah laut di lepas pantai China dan mengutus tiga orang untuk melakukan ekspedisi menggunakan kapal selam ke dasar laut di Samudra Pasifik.
Baca juga: 5 Trivia Seru yang Harus Kamu Tahu Sebelum Nonton 'The Meg'
Di kedalaman mencapai ribuan meter itu mereka berhasil menembus sebuah lapisan misterius yang selama ini bikin penasaran. Ternyata, setelah menembusnya, mereka menemukan ada kehidupan laut di dalamnya. Gelap, menyeramkan namun indah (jadi maunya apa, ya?), dan suhunya dingin banget.
Rasa suka cita karena merasa telah menemukan temuan baru hanya berlangsung beberapa menit saja, karena kapal selam mereka diserang oleh sesuatu -- yang sudah ketebak bahwa itu adalah megalodon. Ada beberapa fungsi kapal selam yang rusak karena hantamannya kencang banget. Mereka pun terjebak di sana karena makhluk purba ini menyerang objek yang punya cahaya.
Baca juga: Throwback Movie: 8 Fakta tentang 'Jaws', Film Hiu Klasik yang Memulai Teror di Laut
Tim yang berada di fasilitas pun memutar otak mereka agar dapat menyelamatkan tim yang terjebak itu. Ada satu nama yang terlintas di benak pimpinan bernama Zhang (Winston Chao) dan Mac (Cliff Curtis), yaitu Jonas Taylor (Jason Statham). Kenapa mereka pengin Jonas yang turun langsung ke bawah laut? Karena dulunya Jonas pernah menghadapi hal serupa. Dah, gitu aja intinya.
Ternyata oh ternyata… dengan mereka menerobos masuk ke lapisan tersebut malah membuat kehidupan misterius di bawah laut itu berubah suhunya. So… megalodon keluar dari sarangnya dan berenang di laut lepas.
Jadi begini.
Pertama-tama gue mau mengucapkan terima kasih kepada Warner Bros. sebagai rumah produksi ‘The Meg’ yang berhasil membuat efek visual yang nggak terlalu murahan. Biasanya film macam begini suka mengesampingkan detail dari segi teknologi CGI -- yang penting terlihat serem dan mengagetkan.
Serius, ini momen haru pertama gue, karena kalau efek CGI dari awal sudah jelek banget, pasti bakal mengganggu dan bikin malas nonton. Bawaannya pengin nimpuk layar aja.
Kedua, gue terharu atas pembuatan plot dan arahan akting dari sutradara Jon Turteltaub. Sejumlah karakter digambarkan begitu ikhlas menghadapi ajal tanpa berusaha terlebih dahulu. Kok ya bisa? Ya bisa lah. Mungkin mereka lelah hidup di dunia yang fana ini.
Oh iya, ada juga usaha Turteltaub lainnya yang sengaja membangun adegan menyentuh antara bapak-anak atau ibu-anak. Meski gue nggak sedih sama sekali, tapi patut diapresiasi usahanya yang kelihatan banget ingin membuat ‘The Meg’ supaya nggak cetek-cetek amat gitu. Terharu akutu!
Ketiga, gue terharu karena film ini mengambil latar di kawasan Asia. Bahkan tempat tinggal karakter Jonas yang diperankan Statham adalah Thailand. Lalu, sempat ada momen Indonesia disebut di dalam film! Terharu kan!!
Keempat, meskipun digambarkan begitu menyeramkan dengan ukuran jumbo mania, karakter Statham nggak gentar menghadapi si megalodon. Cemas-cemas sedikit paling cuma beberapa detik, sisanya dia nyaris selalu bisa selamat. Terharu banget gaes, dewi fortuna memang selalu berpihak kepada Statham.
Terakhir, momen terharu yang paling klimaks adalah… menghadapi megalodon yang begitu ganas itu ternyata nggak membutuhkan waktu lama dan... nggak pakai bantuan militer dan lain sebagainya. Statham berenang tanpa bantuan oksigen, goggle dipakai kalau perlu aja, dan nggak ada lecet setitikpun di wajah!
Caranya melawan sang villain yakni si megalodon pun effortless. Dia butuh tombak yang dari awal dia targetkan dapat menembus bagian tubuh vital dari megalodon, seperti mata. Cara dia mengendarai kapal selam juga keren, bisa ngebut kapanpun, sampai-sampai membuat gue lupa itu berada di bawah laut, bukan antariksa seperti 'Star Wars'.
Hebatnya, Statham masih tetap low-profile sampai sekarang, menjadi jagoan di tiap masalah yang mengancam dunia tanpa super power sambaran petir bak Thor atau suit canggih bak Iron Man.
Statham tetap Statham, jagoan favorit manusia di Bumi yang nggak kunjung direkrut tim Avengers sampai sekarang. Ah! Terharu pokoknya!