icon-category Digilife

Ribuan Panggilan Video Zoom Bocor di Internet

  • 07 Apr 2020 WIB
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Gabriel Benois / Unsplash)

Uzone.id - Video yang telah disaksikan oleh The Washington Post, termasuk ada video sesi terapi; pelatihan bagi pekerja yang melakukan panggilan telehealth termasuk nama orang dan nomor telepon.

Selain itu, ada juga bocoran video pertemuan usaha kecil yang mencakup laporan keuangan perusahaan swasta dan kelas sekolah dasar di mana wajah anak-anak, suara dan detail pribadi mereka terungkap.

Banyak juga video yang memberikan informasi mengenai orang dan percakapan yang sangat intim direkam di rumah.

Baca juga: DP Cicilan Mobil Naik Setelah Marak Covid-19

Ada juga video terlihat vulgar, seperti video di mana seorang ahli estetika mengajarkan siswa bagaimana cara memberikan Brazilian wax.

Banyak video yang tampaknya telah direkam lewat layanan Zoom dan disimpan ke ruang penyimpanan online terpisah tanpa kata sandi.

Zoom memberikan nama setiap video yang drekam dengan identitas, pencarian online sederhana bisa mendapatkan tayangan panjang video di halaman web lain yang bisa diunduh dan ditonton oleh siapa saja.

Zoom telah diberi tahu tentang masalah ini sebelum kisah ini diterbitkan.

Video Zoom yang direkam secara default, namun host panggilan bisa memilih untuk merekamnya dan menyimpan ke server Zoom atau komputer sendiri tanpa persetujuan peserta.

Meskipun, peserta menerima pemberitahuan ketika host mulai merekam.

Ditemukannya file panggilan video Zoom menambah serangkaian masalah privasi Zoom yang telah jadi perhatian publik karena Zoom sudah jadi opsi orang melakukan #kerjadirumah, #belajardirumah hingga kehidupan sosial di Amerika.

Baca juga: CEO Zoom Minta Maaf Banyak Masalah Privasi dan Keamanan

Perusahaan ini telah menjangkau lebih dari 200 juta pengguna harian pada Maret 2020. Naik dari 10 juta dibandingkan Desember 2019.

Orang-orang mulai menggunakan Zoom saat pernikahan, pemakaman hingga obrolan jarak jauh selama karantina akibat pandemi virus Corona.

Patrick Jackson, kepala teknologi perusahaan perangkat lunak privasi Disconnect dan mantan peneliti untuk Badan Keamanan Nasional, memberi tahu bahwa Zoom bisa melakukan pekerjaan lebih baik dalam memperingatkan orang-orang untuk melindungi video mereka.

Zoom juga bisa membantu dengan menerapkan desain tweak, seperti menamai video yang unik sehingga sulit ditemukan.

Jackson menemukan video dengan menggunakan mesin pencarian online gratis yang memindai lewat ruang penyimpanan cloud secara online.

Untuk satu pencarian, menggunakan konvensi penamaan standar Zoom, bisa meraup lebih dari 15.000 rekaman.

CEO Zoom minta maaf

CEO Zoom, Eric Yuan melalui blog resmi telah meminta maaf secara khusus kepada pengguna karena tidak bisa memenuhi harapan terkait dengan keamanan dan privasi. Dia mengaku akan memperbaiki semua isu ini dan minta diberi waktu selama 90 hari terhitung mulai awal April.

"Dalam beberapa minggu terakhir, kami hanya fokus melayani pengguna yang jumlahnya meningkat pesat. Kami berupaya menyediakan layanan tanpa gangguan dan pengalaman penggunaan yang ramah, sembari memastikan keamanan platform dan privasi yang terjamin. Namun, kami menyadari tidak bisa memenuhi harapan semua orang. Kami menyesali hal ini dan akan berupaya memperbaiki," ujar Eric Yuan.

Dia juga menggarisbawahi jika sejatinya Zoom secara khusus dibuat untuk perusahaan yang memiliki tim IT yang lengkap. Ribuan perusahaan itu rupanya telah melakukan 'ulasan keamanan' terkait pengguna, jaringan, dan data center sehingga mereka percaya dengan aplikasi Zoom.

"Namun begitu, produk kami sepertinya tidak siap untuk menangani setiap orang di dunia yang tiba-tiba bekerja, belajar dan bersosialisasi dari rumah. Sekarang kami punya banyak pengguna bukan sekedar tim perusahaan. Ini menjadi tantangan yang tidak kami antisipasi sebelumnya," katanya.

VIDEO Oppo Reno3 Review di Rumah Aja

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini