Heboh Kasus Predator Seksual dari Aplikasi Kencan Online
Ilustrasi (Foto: Ist)
Uzone.id – Predator seksual dari aplikasi kencan online kembali memakan korban, viral lewat media sosial Twitter, akun dengan username @GRESAIDS membagikan utas tentang kejadian tersebut.Dalam cuitannya, wanita bernama Grace membeberkan profil seorang pria bernama Leonardus Wahyu Dewala yang diduga sebagai predator seksual yang banyak memakan korban lewat aplikasi kencan online, pria tersebut juga diketahui memakai berbagai nama dalam setiap aksinya, seperti Esa, Dewala, Leonardus, Po, dan masih banyak lagi.
Buat semua perempuan yang di daerah Semarang, Magelang, Solo, DIY dan sekitarnya dan lagi maen aplikasi dating ati-ati ya kalo match sama cowo ini, dia bisa pake nama Esa Dewala, Leonardus, Po dll banyak bgt, korban dia udah gak dikit lagi. pic.twitter.com/EobZVyB43b
— grace (@GRESAIDS) January 15, 2021
Kronologi kasus ini juga diungkap oleh akun Instagram @alishkamugemash dengan membeberkan berbagai cerita para korban tidak hanya berupa pelecehan seksual tapi juga modus penipuan.
Lihat postingan ini di Instagram
Terduga diketahui sudah melancarkan aksinya sejak tahun 2013 di berbagai kota seperti Semarang, Magelang, Solo, dan Yogyakarta. Menurut pembeberan akun Instagram tersebut, sudah ada 150 orang yang melapor dan menceritakan kisahnya sebagai korban baik pelecehan maupun penipuan.
Dalam modusnya, terduga mengaku sebagai lulusan dari salah satu universitas ternama di Indonesia bahkan menempuh Pendidikan di luar negeri, sedangkan menurut hasil penelusuran nyatanya terduga berstatus sebagai mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual di salah satu sekolah tinggi seni rupa dan desain.
Baca juga: Kronologi Kristen Gray Diserang Netizen
Modus pelaku awalnya bermula dari aplikasi kencan online, kemudian menggiring calon korban untuk melanjutkan percakapan ke aplikasi chatting dan selanjutnya terjalin komunikasi terus-menerus, sampai akhirnya mengajak korban bertemu dan melancarkan aksinya.
Sampai saat ini belum ada kelanjutan dari kasus tersebut, dan terduga saat ini disebut masih ‘berkeliaran’ di Kota Semarang.